TWA Kerandangan (2): Potensi Wisata Minat Khusus, Menjadi Magnet bagi Para Wisatawan

Wahyudi
Sumber :
  • https://kemenparekraf.go.id/

Senggigi, WISATA - Wahyudi, salah satu inisiator pengembangan wisata minat khusus di Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan, awalnya tidak menyadari potensi besar yang terdapat dalam keberagaman flora dan fauna di TWA tersebut.

TWA Kerandangan (1): Keindahan Alam dan Keberagaman Satwa di Destinasi Wisata Lombok Barat

Pada akhir tahun 2012, Wahyudi, yang saat itu baru bekerja sebagai tenaga kontrak di TWA Kerandangan, bertemu dengan seorang wisatawan asal Australia yang datang sendirian dengan membawa teropong. Wisatawan tersebut mengungkapkan keinginannya untuk melihat burung-burung liar di kawasan TWA Kerandangan kepada Wahyudi.

"Akhirnya, saya hanya menemaninya masuk ke dalam hutan. Saya ikut serta dalam kegiatan pengamatan burung dan menikmati setiap momen yang muncul," ujar Wahyudi.

UGM: FEB Kembali Pertahankan Rekor Akreditasi Internasional Bergengsi AACSB dan LAMEMBA

Tidak lama kemudian, datang pula seorang wisatawan lain yang membawa kamera dengan lensa besar. "Tujuannya juga sama, ingin mencari burung. Namun, kali ini dia lebih tertarik pada fotografi," tambah Wahyudi.

Dari pengalaman singkat dan tiba-tiba ini, pikiran Wahyudi mulai terbuka. Keberadaan satwa di TWA Kerandangan memiliki potensi untuk dikembangkan melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.

YOGYAKARTA: "Jogja Historical Orchestra", Sajikan Peristiwa Bersejarah Lewat Musik Teatrikal

Berkat pengalamannya yang sering berkeliling di hutan TWA Kerandangan dan data awal tentang jenis burung yang hanya berjumlah 23, Wahyudi mulai mengembangkan potensi tersebut. Ia memantau kembali jenis burung, aktivitas, dan kebiasaan mereka untuk mencocokkan dengan data yang dimiliki. Setiap ada perilaku, lokasi, atau jenis burung yang belum tercatat, Wahyudi mencatatnya sendiri. Bahkan, tidak jarang ia harus menginap di dalam hutan.

Niat Wahyudi untuk menggali potensi ini dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan semakin kuat ketika ia berdiskusi dengan salah satu rekan dari Universitas Mataram. Kemudian, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB menjalin kerja sama dengan Universitas Mataram untuk melakukan riset dan pendataan lebih lanjut tentang keanekaragaman hayati yang ada di TWA Kerandangan.

"Saya juga terlibat dalam tim tersebut karena saya mengenal batas wilayah kawasan dan titik pengamatan. Dari situ, kami mengetahui bahwa saat ini terdapat 56 jenis burung di kawasan ini," ungkap Wahyudi.

Kini, Wahyudi semakin paham dengan pola dan kebiasaan hewan-hewan yang ada di dalam kawasan TWA Kerandangan. Saat tim kampanye Sadar Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengunjungi TWA Kerandangan, Wahyudi dengan mudah mengidentifikasi jenis-jenis burung hanya dengan mendengar kicauan mereka.

Di beberapa titik, Wahyudi meminta pengunjung untuk memperhatikan pergerakan di sekitar cabang pohon. Ia menjelaskan bahwa tidak lama lagi akan ada pergerakan burung tertentu. Dan benar saja, burung Cekakak Sungai muncul, melompat dari cabang pohon, dan kemudian menghilang di ujung pohon.

"Kawasan ini memang menjadi habitat berbagai jenis burung, dan aktivitas mereka lebih sering terjadi pada sore hari," jelas Wahyudi.

Wahyudi juga sering mengajak pengunjung ke titik pengamatan yang tidak jauh dari jalur jalan setapak. Setelah melewati sungai berbatu yang saat itu kering, terdapat jaring hitam melintang. Pengunjung diminta untuk jongkok dan mengintip dari balik jaring. Wahyudi kemudian mengeluarkan suara tertentu. Dalam keheningan, terdengar suara balasan yang indah. Tak lama kemudian, satu jenis burung mendekat dan memperlihatkan keindahan bulu-bulunya yang eksotis. Pengalaman ini benar-benar mengesankan.

TWA Kerandangan dengan kekayaan alamnya yang menakjubkan semakin diminati oleh para wisatawan yang memiliki minat khusus dalam aktivitas pengamatan burung dan fotografi alam. Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan upaya pelestarian satwa liar, TWA Kerandangan telah menjadi magnet bagi para wisatawan yang mencari pengalaman alam yang unik dan autentik.