Kopi Jadi Daya Tarik Wisata Baru: Mengapa Turis Rela ke Desa demi Secangkir Aroma?
- pixabay
Wisata kopi kian digemari turis lokal dan mancanegara. Mengapa mereka rela jauh-jauh ke desa hanya demi secangkir kopi segar? Inilah alasannya.
Malang, WISATA – Jika dulu turis datang ke desa untuk menikmati panorama alam atau budaya lokal, kini kopi menjadi alasan utama wisatawan rela menempuh perjalanan jauh ke pelosok Nusantara. Dari perbukitan Gayo di Aceh hingga lereng Gunung Ijen di Banyuwangi, desa-desa penghasil kopi kini menjelma menjadi destinasi wisata baru yang menggoda.
Tren wisata kopi atau coffee tourism bukan sekadar berkunjung ke kafe. Ini adalah pengalaman menyeluruh—menyaksikan proses panen, mencoba menyangrai biji kopi sendiri, mencicipi langsung hasil seduhannya di tengah kebun, dan tentu saja, berinteraksi langsung dengan para petani kopi lokal.
Kekuatan Aroma yang Menarik Wisatawan
Kopi bukan hanya soal rasa, tapi juga aroma dan cerita. Bagi pencinta kopi sejati, menikmati kopi langsung dari sumbernya adalah pengalaman yang tidak tergantikan.
“Saya datang dari Australia ke Toraja hanya karena penasaran dengan kopi lokalnya. Rasanya beda sekali—lebih hidup, lebih otentik, dan suasananya sangat menenangkan,” ujar Sarah, seorang turis dari Melbourne.
Kombinasi antara udara sejuk pegunungan, pemandangan hijau, dan aroma kopi yang disangrai di dapur kayu tradisional menciptakan pengalaman multisensori yang sulit ditemukan di kota besar.