Legenda Cinta Tragis di Balik Tembok China yang Menggetarkan Hati
- Wikipedia
Dipenuhi rasa cemas dan cinta yang tak terbendung, Meng Jiangnu memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh, menelusuri jalur pegunungan, menembus hutan dan gurun, hanya demi mencari suaminya. Ia membawa bekal seadanya, dengan tubuh lelah dan hati penuh harap. Perjalanan itu memakan waktu berbulan-bulan, hingga akhirnya ia tiba di lokasi pembangunan Tembok Besar.
Namun harapannya hancur. Sesampainya di sana, ia diberitahu bahwa Fan Xiliang telah meninggal karena kelelahan dan kelaparan, lalu dikuburkan bersama ribuan pekerja lain di bawah fondasi tembok.
Tangisan yang Meruntuhkan Batu
Meng Jiangnu tidak bisa menerima kenyataan itu. Ia menangis dengan pilu, hari demi hari, malam demi malam, hingga tangisannya mengguncang langit dan bumi. Menurut legenda, air matanya begitu deras dan penuh kepedihan sehingga sebagian dari tembok roboh, dan jasad suaminya pun muncul ke permukaan.
Peristiwa ini menggugah seluruh rakyat yang mendengarnya, dan bahkan kaisar sendiri konon merasa terharu dan malu atas kebijakan kerasnya terhadap rakyat. Kisah ini diwariskan turun-temurun sebagai bentuk kritik terhadap kekuasaan yang kejam dan penghormatan terhadap kekuatan cinta yang tak tergoyahkan.