Simon Tahamata Ungkap Kriteria Pemain Timnas: Tak Peduli Tinggi Badan, yang Penting Visi Bermain!
- Tvonenews.com
Jakarta, WISATA – Sejak ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia oleh PSSI pada 22 Mei 2025 lalu, Simon Tahamata langsung tancap gas menjalankan tugasnya. Pria berdarah Maluku yang lama menetap di Belanda ini kini menjadi sorotan publik setelah mengungkap kriteria ketat dalam memilih pemain untuk skuad Garuda.
Langkah PSSI menghadirkan sosok legendaris seperti Simon Tahamata bukanlah keputusan sembarangan. Ia bukan hanya membawa pengalaman panjang di Eropa, tetapi juga visi besar untuk membentuk fondasi sepak bola nasional yang berkelanjutan menuju Piala Dunia 2026 dan masa depan.
“Pekerjaan saya adalah menemukan pemain-pemain terbaik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri—khususnya dari Belanda dan diaspora Eropa lainnya,” ungkap Simon saat ditemui di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Senin (2/3/2025).
Simon yang akan bekerja berdampingan dengan Patrick Kluivert (pelatih timnas senior), Gerald Vanenburg (pelatih U-23), dan Nova Arianto (pelatih U-17), mengemban tanggung jawab besar untuk menyaring dan menilai talenta potensial dari seluruh penjuru.
Teknik, Mentalitas, dan Kemampuan Dua Kaki
Yang mengejutkan, Simon tidak terpaku pada kriteria fisik seperti tinggi badan—sesuatu yang kerap menjadi bahan pertimbangan utama dalam dunia sepak bola modern.
“Saya mencari pemain yang bisa memakai kedua kakinya sama baik. Teknik itu penting, fleksibilitas itu penting, dan yang paling utama: mental pemenang,” tegasnya.
Simon menekankan bahwa pemain yang memiliki visi bermain jelas akan lebih menonjol dibanding yang hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Ia mencontohkan dirinya sendiri, yang memiliki tinggi hanya 1,64 meter, namun mampu bersaing di kompetisi top Eropa.
“Saya kecil, tapi saya bisa bermain dengan pemain-pemain yang jauh lebih tinggi. Saya harus pintar bermain, menggunakan strategi, dan tahu kapan harus bergerak. Itu yang akan saya cari dari pemain Indonesia,” imbuhnya.
Rekam Jejak Legendaris di Eropa
Tak banyak yang tahu, Simon Tahamata adalah salah satu pemain asal Indonesia yang paling sukses meniti karier di Eropa. Ia mencatatkan total 730 pertandingan profesional, membela lima klub besar: Feyenoord, VAC Beerschot, Ajax Amsterdam, Standard Liege, dan Beerschot AC.
Sebagai penyerang sayap, ia mencetak 144 gol dan 23 assist sepanjang kariernya. Di level internasional, Simon pernah membela Timnas Belanda sebanyak 22 kali, mencetak 2 gol dan 1 assist, menjadi bukti kualitasnya di pentas tertinggi.
Tak heran jika PSSI mempercayakan proses seleksi pemain kepada pria kelahiran Vught, Belanda, itu. Ia dinilai memahami secara teknis dan strategis kebutuhan sepak bola modern yang kini menuntut pemain multitalenta dan cerdas secara taktis.
Berpikir Jangka Panjang demi Indonesia Emas
Kehadiran Simon di struktur kepelatihan timnas merupakan bagian dari transformasi besar yang dicanangkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Tak hanya mempersiapkan tim senior menghadapi laga-laga krusial seperti Kualifikasi Piala Dunia, tetapi juga membangun ekosistem pembinaan pemain muda.
“Pemain yang saya cari bukan hanya untuk bermain di satu dua turnamen. Saya mencari mereka yang bisa jadi fondasi jangka panjang bagi Indonesia,” ujar Simon dengan nada serius.
Ia juga menambahkan bahwa pencarian talenta muda tidak hanya difokuskan pada pemain lokal, tapi juga akan menyasar pemain keturunan yang belum tersentuh. Bakat-bakat seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, hingga Jay Idzes adalah contoh sukses dari program scouting diaspora yang kini akan dimaksimalkan oleh Simon dan timnya.
Langkah Pertama: Pemantauan Langsung Latihan Timnas
Sebagai bentuk komitmen, Simon sudah mulai turun langsung ke lapangan. Pada awal Juni 2025 ini, ia terlihat hadir menyaksikan latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya GBK. Di sana, ia berdiskusi intens dengan Patrick Kluivert dan staf pelatih lain untuk mencocokkan rencana dan visi ke depan.
“Saya ingin memastikan bahwa setiap pemain yang masuk benar-benar layak. Tidak hanya karena nama besar, tetapi karena mereka memang layak membela Merah Putih,” jelasnya.
Antusiasme Tinggi dari Suporter
Langkah PSSI mendatangkan Simon Tahamata disambut positif oleh suporter dan pengamat sepak bola Tanah Air. Banyak yang menilai, pengalaman Simon di Belanda dan Belgia bisa menjadi pembeda besar dalam meningkatkan kualitas pemain muda Indonesia.
“Sangat tepat! Simon paham gaya bermain Eropa, dan dia juga tahu akar sepak bola Indonesia,” tulis seorang netizen di platform X (sebelumnya Twitter).
Pemain Tak Perlu Tinggi, Tapi Harus Cerdas
Pernyataan Simon Tahamata menandai perubahan paradigma dalam pencarian pemain nasional. Tak lagi soal tinggi badan atau nama besar, melainkan kemampuan teknis, kecerdasan bermain, dan mental bertarung.
Bagi pemain muda Indonesia yang bercita-cita masuk timnas, ini adalah momen untuk membuktikan diri: apakah mereka cukup pintar dan kuat mental untuk bersaing di level tertinggi?
Yang pasti, di bawah pengawasan Simon Tahamata, proses seleksi Timnas Indonesia akan menjadi lebih tajam, profesional, dan berbasis kualitas sesungguhnya.