Geger Dunia Voli! Megawati Hangestri Tolak Gaji Miliaran dari Gresik Petrokimia, Alasannya Bikin Merinding!
- Tvonenews.com
Jakarta, WISATA — Dunia olahraga Indonesia kembali dikejutkan oleh keputusan tak terduga dari megabintang voli nasional, Megawati Hangestri Pertiwi. Di tengah euforia Final Four Proliga 2025, Megawati membuat langkah yang menuai pujian luas: menolak gaji jumbo dari klub Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia (GPPI) karena merasa belum pantas menerima bayaran penuh.
Padahal, status Megawati sebagai mantan pemain Red Sparks Korea Selatan — klub papan atas Liga Voli Korea — membuatnya layak mendapatkan nilai kontrak tinggi. Namun, keputusan berbeda justru diambil oleh sang “Megatron” voli Indonesia ini.
“Saya minta dikurangi (gaji), karena mainnya tidak penuh. Buat apa bayar saya kalau mainnya tidak full,” kata Megawati dalam wawancara di podcast Deddy Corbuzier yang langsung viral di media sosial.
Pulang Kampung dengan Kerendahan Hati
Setelah dua musim cemerlang di Korea Selatan, membawa Red Sparks ke final V-League dan mencetak sejarah sebagai pemain asing terpopuler, Megawati memilih kembali ke Indonesia usai kontraknya berakhir pada 10 April 2025.
Ia bergabung dengan Gresik Petrokimia, yang saat itu tengah bersiap menghadapi babak final four Proliga 2025. Tawaran datang bahkan sebelum kontraknya dengan Red Sparks selesai.
“Waktu itu saya masih di Bank Jatim dan belum punya klub Proliga, hanya Livoli. Tapi manajer saya dihubungi oleh pihak Gresik untuk bantu main di final four,” jelas Megawati.
Namun, masalah datang mendadak saat Megawati mengalami cedera dalam laga final V-League. Ia bahkan sempat ingin membatalkan kontraknya dengan GPPI. Tapi manajemen klub justru memberikan dukungan penuh.
“Mereka bilang, nggak apa-apa. Saya diminta tetap datang dan fokus pemulihan,” ucapnya.
Tolak Gaji Besar: Integritas Seorang Megawati
Di tengah negosiasi, Megawati justru meminta pemotongan gaji. Bukan karena permintaan klub, tapi karena prinsip yang ia pegang teguh.
“Saya merasa belum pantas. Saya cuma main di final four, bukan sejak awal musim,” ungkap Megawati, merendah.
Padahal, selama bermain di Korea, Megawati menerima gaji mencapai 150 ribu USD atau sekitar Rp2,4 miliar di musim keduanya. Namun, uang besar tak membuatnya berubah.
“Di mana pun saya berada, saya tidak ingin mengubah jati diri saya yang dulu,” tegasnya, menolak mentalitas ‘asal cuan’ yang kerap menghantui dunia olahraga.
Apresiasi Netizen dan Rekan Sejawat
Langkah Megawati langsung menuai pujian netizen dan komunitas voli nasional. Banyak yang menyebutnya sebagai atlet berintegritas, sosok inspiratif yang mampu menempatkan kehormatan dan tanggung jawab di atas segalanya.
“Luar biasa, jarang ada atlet seperti ini. Salut sama Mbak Mega!” tulis seorang netizen di kolom komentar Instagram GPPI.
“Bukan cuma jago di lapangan, tapi juga punya hati yang besar,” tambah lainnya.
Kontribusi Nyata di Final Four Proliga 2025
Meski hanya tampil di babak final four, kontribusi Megawati tetap nyata. Ia membantu Gresik Petrokimia meraih peringkat tiga setelah mengalahkan Jakarta Electric PLN dengan skor meyakinkan 3-1 (25-11, 20-25, 25-19, dan 25-21) di GOR Among Rogo, Yogyakarta.
Penampilannya membuktikan bahwa Megawati bukan hanya selebritas olahraga, tapi juga pejuang sejati di lapangan.
Tutup Karier Internasional dengan Elegan
Kepulangannya juga menandai akhir dari babak penting dalam karier internasional Megawati bersama Red Sparks. Namun, ini juga menjadi awal baru bagi dunia voli Indonesia.
Keputusan dan sikap Megawati mengajarkan bahwa prestasi tanpa integritas adalah kosong, dan popularitas tanpa tanggung jawab hanyalah sensasi semu.
Ia membuktikan bahwa menjadi bintang bukan tentang nilai kontrak, melainkan tentang prinsip hidup, komitmen, dan ketulusan dalam berkarya.
Harapan untuk Masa Depan Voli Indonesia
Kini, publik berharap Megawati bisa terus menjadi role model bagi atlet muda Indonesia. Sosok yang tak hanya bersinar di kancah internasional, tapi juga menginspirasi lewat tindakan nyata di luar lapangan.
Dengan segudang pengalaman, kerendahan hati, dan semangat sportivitas yang tinggi, Megawati Hangestri bukan hanya “Megatron” di lapangan, tapi juga pahlawan moral di dunia olahraga Indonesia.