Shin Tae-yong dan Bayang-Bayang Indonesia: Perjalanan, Pengaruh, dan Penyesalan Seorang Pelatih Legendaris

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong
Sumber :
  • tvonews.com

Jakarta, WISATA - Meski kini mengemban jabatan penting sebagai Wakil Ketua Umum Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA), Shin Tae-yong ternyata belum benar-benar melepaskan dirinya dari bayang-bayang Timnas Indonesia. Namanya masih melekat kuat di hati publik pecinta sepak bola Tanah Air, terutama setelah sederet prestasi dan warisan pembangunan yang ia tinggalkan sejak melatih skuad Garuda pada 2020 lalu.

PSSI Umumkan 32 Pemain Timnas Indonesia untuk Hadapi China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Terpilih sebagai Eksekutif KFA, Tapi Mata Tetap ke Indonesia

Pada Rabu, 9 April 2025, media Korea Selatan mengabarkan bahwa Shin Tae-yong resmi masuk ke dalam jajaran Komite Eksekutif ke-55 KFA. Ia bergabung bersama 26 nama lainnya, termasuk Ketua Umum Chung Mong-gyu yang kembali dipercaya memimpin federasi untuk keempat kalinya.

Media China Sebut Timnas Indonesia Punya Kekuatan Misterius Jelang Laga Kontra China di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Menariknya, kendati kini memiliki tanggung jawab besar di negaranya sendiri, perhatian Shin masih tercurah pada sepak bola Indonesia. Ia bahkan menyempatkan diri hadir langsung di dua laga penting Timnas Indonesia pada bulan Maret 2025 lalu: kemenangan 1-0 atas Bahrain, dan kekalahan dari Australia 0-3 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tindakan ini menunjukkan bahwa meski sudah tidak lagi menjabat pelatih, Shin tetap memiliki kedekatan emosional dan rasa tanggung jawab terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.

Timnas Indonesia Bisa Gagal Lolos Putaran Keempat Meski Menang Lawan China, Ini Skenario Terburuknya

Warisan Emas Shin Tae-yong untuk Indonesia

Shin bukan sekadar pelatih biasa. Ia membawa perubahan besar dalam struktur dan mentalitas sepak bola Indonesia. Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia melesat ke peringkat ke-132 FIFA (per April 2025) — posisi tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Hal ini dicapai melalui kombinasi pemain muda berbakat, penguatan taktik, dan strategi naturalisasi yang terarah.

Halaman Selanjutnya
img_title