UGM: Meninggal Akibat Kecelakaan di Hari Pendadaran, Orang Tua Terima Ijazah Saat Upacara Wisuda

Universitas Gadjah Mada (UGM) Gelar Wisuda, 21 Februari 2024
Sumber :
  • ugm.ac.id

Yogyakarta, WISATA – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar wisuda program sarjana dan sarjana terapan pada hari Rabu (21/2/2024).

Di tengah prosesi wisuda, Jono (73) dan Ngadinah (58) melangkah ke panggung sambil membawa pigura berukuran 40×60 cm, potret anak kesayangan mereka.

Pagi ini, keduanya dipanggil secara khusus untuk mewakili sang anak, Dewi Sekar Rumpaka, yang telah berpulang pada tanggal 26 Januari 2024 lalu.

Ijazah diserahkan langsung oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., didampingi Dekan Fakultas Kehutanan.

“Senang sekali, dan bangga yang memberi ijazahnya Bu Rektor sendiri. Anak saya kalau tahu pasti bahagia ya, biar dia tenang di sana,” tutur Ngadinah, sang ibu.

Dewi Sekar Rumpaka mengalami kecelakaan dalam perjalanannya ke kampus untuk mengikuti sidang skripsi beberapa bulan sebelumnya.

Ia sempat keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. Sardjito.

Berkat prestasinya selama menjalani perkuliahan, Dewi dinyatakan lulus dengan predikat cum laude, dengan Indeks Prestasi Kumulatif sebesar 3,86.

Menurut orang tuanya, Dewi adalah sosok anak yang periang, jarang mengeluh, dan tekun dalam menuntut ilmu.

Bahkan ketika masih dalam masa pemulihan pascakecelakaan pun, ia tetap bersemangat untuk segera mengikuti pendadaran dan menunaikan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.

Mata sang ibu pun berbinar-binar, ketika menceritakan prestasi anak keduanya itu, yang konsisten mendapat peringkat pertama ketika masih duduk di bangku sekolah dan berhasil diterima kuliah di Fakultas Kehutanan UGM melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM).

Ratusan Pelari Unjuk Gigi di Ajang "Ultra Charity Run (UUCR) 75" Dies Natalis ke-75 UGM

Dewi Sekar Rumpaka, Meninggal Akibat Kecelakaan di Hari Pendadaran

Photo :
  • ugm.ac.id
Tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua, Dewi juga menjadi sosok yang berarti bagi kedua saudara dan orang-orang terdekatnya.

“Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia, suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawalah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih,” tutur Ngadinah.

Orang tua Dewi mengungkapkan rasa syukur mereka, bahwa perjuangan sang anak selama menjalani perkuliahan pada akhirnya membuahkan gelar sarjana.

Ngadinah berkisah, Dewi sempat mengungkapkan rencananya untuk segera bekerja selepas lulus.

Ia ingin mengumpulkan uang untuk membiayai studi adiknya dan membayar utang orang tua.

Setelah menunaikan janjinya tersebut, ia sendiri ingin melanjutkan studi ke jenjang S2.

“Dosen-dosennya menyuruh supaya S2, nanti diusulkan jadi dosen, tapi dia maunya bekerja dulu,” imbuh Jono.

Meski tidak sempat mengikuti pendadaran, ia dinyatakan lulus kuliah berdasarkan rapat senat fakultas, karena dinilai memiliki rekam jejak studi yang baik.

Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., menuturkan, Dewi memang dikenal cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan terlibat dalam sejumlah penelitian yang dilakukan dosen pembimbingnya.

Skripsinya yang berjudul “Distribusi Spasial dan Temporal Vokalisasi Tokek Hutan di Kawasan Hutan Desa Tahawa Kalimantan Tengah” memperoleh predikat A berdasarkan penilaian para penguji.

Sebagai bentuk penghargaan untuk dedikasi Dewi dalam melakukan riset, pihak fakultas berencana untuk menulis ulang skripsi yang ia susun untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

“Kalau boleh saya katakan, bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya, karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat,” tutur Sigit.

(Sumber: ugm.ac.id)