Riset BRIN dan Industri Kopi Nasional Jaga Mutu dan Keamanan Biji Kopi

Buah Kopi Indonesia
Sumber :
  • Pexels

Wisata – Gaya hidup masyarakat Indonesia kini makin akrab dengan secangkir kopi. Di balik tren ini, tantangan menjaga mutu dan keamanan konsumsi kopi pun kian mendesak. Menyadari hal tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Kirana Tata Nagari untuk mengembangkan riset bersama dalam menghasilkan kopi berkualitas dan aman dikonsumsi.

Jangan Kalah dari Vietnam dan Brasil! Ini Seruan Diaspora agar Pemerintah Lebih Dukung UMKM Ekspor

Periset dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN, Titiek Farianti Djaafar, mengungkap dalam surveinya ditemukan jamur Aspergillus sp. pada biji kopi di sejumlah daerah. “Jamur ini berpotensi menghasilkan mikotoksin berbahaya, yaitu Okratoksin A. Biasanya muncul saat proses fermentasi hingga pengeringan,” terang Titiek dalam Webinar NgajiTekProP Seri #21, Selasa (15/7).

Menurut Titiek, solusi untuk mencegah cemaran mikotoksin dapat dilakukan secara biologis dengan memanfaatkan mikrobia lokal. Di antaranya adalah bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, dan yeast, yang telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan jamur tersebut.

Bukan Sekadar Ngopi: Ini Alasan Wisata Kopi Kian Diminati Dunia

Tim PRTPP BRIN sebelumnya telah berhasil menerapkan teknik ini pada biji kakao. Metode fermentasi yang melibatkan bakteri tersebut berhasil menekan pertumbuhan Aspergillus niger YAC-9 dan sintesa Okratoksin A. Kini, metode serupa tengah diuji coba pada biji kopi.

Pendiri PT Kirana Tata Nagari, Noverian Aditya, menyambut kolaborasi ini sebagai langkah strategis. Menurutnya, pengolahan kopi harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari petani, industri, hingga lembaga riset. “Industri bertugas memperbesar skala bisnis petani lewat pelatihan dan infrastruktur. Lembaga riset menjaga mutu dan standarisasi proses kopi,” ungkap Noverian.

Dari Kapal Pinisi ke Seni Kontemporer, Paviliun Indonesia Pukau Dunia

Sementara itu, Guru Besar FTP UGM, Mirwan Ushada, menjelaskan pentingnya pendekatan kansei engineering dalam mendesain produk pangan. Metode ini mengukur sejauh mana faktor manusia—baik logika, sensori, maupun emosi—berpengaruh terhadap nilai tambah produk. “Visualisasi dan kandungan produk turut menentukan persepsi konsumen,” tegasnya.

Sebagai catatan, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada 2024, kontribusi Indonesia terhadap produksi kopi global mencapai 6,2% atau sekitar 654 ribu ton. Sebanyak 12 kopi asal Indonesia telah mengantongi sertifikat indikasi geografis, seperti Arabika Gayo, Robusta Lampung, dan Java Preanger.

Halaman Selanjutnya
img_title