Seneca: “A happy life is one which is in accordance with its own nature.”

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATAFilsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, pernah menulis:
“A happy life is one which is in accordance with its own nature.”
(“Kehidupan yang bahagia adalah kehidupan yang selaras dengan kodratnya sendiri.”)

Seneca: Jangan Habiskan Waktu dengan Mengeluh

Kutipan ini membawa kita pada refleksi mendalam: kebahagiaan sejati bukan berasal dari kemewahan, status sosial, atau validasi orang lain, melainkan dari keselarasan antara hidup yang dijalani dengan kodrat dan nilai-nilai terdalam yang kita miliki. Bagi Seneca, hidup yang otentik dan konsisten dengan siapa kita sebenarnya merupakan puncak kebahagiaan.

Kodrat Manusia: Hidup dalam Kebajikan dan Akal Sehat

Seneca: Perjalanan Terbaik Adalah Perjalanan Ke Dalam Diri

Dalam pemikiran filsafat Stoik, manusia diciptakan untuk hidup menggunakan akal sehat (reason), menjunjung kebajikan (virtue), dan hidup dalam keharmonisan dengan alam semesta. Itulah yang dimaksud dengan “kodrat kita”.

Sayangnya, banyak orang hari ini mengejar kebahagiaan melalui jalan-jalan yang bertentangan dengan kodrat itu—melalui keserakahan, ambisi tanpa arah, perbandingan sosial, dan keinginan untuk memuaskan ekspektasi eksternal.

Seneca: Menemukan Kebahagiaan dari Dalam Diri Sendiri

Seneca mengingatkan bahwa ketika kita menjauh dari kodrat kita sendiri, kita juga menjauh dari kebahagiaan.

Kebahagiaan Tidak Harus Diraih, Tapi Ditemukan

Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang harus kita capai setelah berhasil memiliki sesuatu: kekayaan, pasangan ideal, pekerjaan impian, atau ketenaran. Namun, Seneca membalikkan pandangan itu. Baginya, kebahagiaan bukan sesuatu yang dicari di luar diri, melainkan sesuatu yang ditemukan ketika kita hidup selaras dengan diri kita sendiri.

Artinya, kita bahagia ketika kita tidak berpura-pura menjadi orang lain, ketika keputusan kita didasarkan pada nilai-nilai pribadi, dan ketika kita menerima kehidupan apa adanya tanpa terjebak dalam ilusi.

Keselarasan Diri: Jalan Menuju Ketenangan

Hidup sesuai kodrat bukan berarti hidup pasrah tanpa tujuan. Justru sebaliknya, ini adalah hidup dengan kesadaran penuh: kita tahu siapa diri kita, apa yang kita yakini, dan apa yang penting bagi kita.

Dalam dunia yang penuh tekanan untuk menjadi “seseorang” di mata orang lain, Seneca menantang kita untuk menjadi diri sendiri. Ia menekankan bahwa hanya dengan menerima dan menjalani kodrat kita, kita dapat mencapai ataraxia—keadaan tenang, damai, dan tidak tergoyahkan oleh eksternal.

Menemukan Kodrat Diri dalam Kehidupan Modern

Bagaimana kita bisa menerapkan ajaran ini dalam kehidupan modern?

1.     Kenali diri sendiri. Apa yang membuat Anda merasa hidup? Apa nilai yang Anda pegang? Apa yang Anda sukai dan tidak sukai?

2.     Lepaskan standar eksternal. Jangan biarkan ekspektasi media sosial, keluarga, atau masyarakat menentukan siapa Anda.

3.     Hargai proses, bukan hanya hasil. Hidup selaras dengan kodrat berarti menikmati perjalanan, bukan hanya menantikan pencapaian.

4.     Terima diri apa adanya. Kelemahan, kegagalan, dan kekurangan bukanlah hambatan untuk bahagia—melainkan bagian dari kodrat manusia.

Seneca dan Relevansi Kekinian

Pemikiran Seneca tetap relevan hingga hari ini karena ia memahami bahwa penderitaan manusia sering kali berasal dari konflik internal—antara siapa kita sebenarnya dan siapa yang kita “pikir” harus kita jadi.

Dengan mengingatkan bahwa hidup yang bahagia adalah hidup yang sesuai dengan kodratnya sendiri, Seneca mengajak kita untuk kembali ke dalam, menemukan keseimbangan, dan menjalani hidup secara otentik.

Penutup: Bahagia Itu Selaras, Bukan Berlebihan

Dalam dunia yang terus mendesak kita untuk menjadi lebih, memiliki lebih, dan tampil lebih, Seneca mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati justru ditemukan dalam kesederhanaan, kejujuran, dan keselarasan dengan diri sendiri.

Jadi, sebelum kita mengejar kebahagiaan di luar sana, mari bertanya: sudahkah hidup kita selaras dengan kodrat kita sendiri?