Struktur Mirip Stonehenge Berusia 9000 Tahun Ditemukan Tersembunyi di Danau Michigan

Stonehenge-nya Michigan
Sumber :
  • thebrighterside.news

Malang, WISATA – Para peneliti menemukan susunan batu-batu besar yang misterius di dasar danau. Dijuluki 'Stonehenge-nya Michigan' oleh mereka yang pernah melihatnya.

Manusia Mencapai Amerika Selatan bagian Selatan 14.500 Tahun Lalu, Genom dari 139 Kelompok Pribumi Terungkap

Di balik permukaan Teluk Grand Traverse yang tenang, tersimpan rahasia yang jauh lebih tua daripada bangkai kapal mana pun. Teluk yang sudah lama dikenal karena perairannya yang tenang dan masa lalunya yang gemilang ini kini menarik perhatian karena sisi prasejarahnya yang tersembunyi di balik ombaknya. Selama bertahun-tahun, para penyelam telah menemukan kerangka kapal dagang yang tenggelam, sisa-sisa era pelayaran yang gemilang. Namun kali ini, sorotan telah beralih ke sesuatu yang jauh lebih kuno.

Dr. Mark Holley, seorang profesor arkeologi bawah laut di Universitas Northwestern Michigan, menemukan benda ini saat melakukan pemindaian sonar rutin. Apa yang ditemukannya mengejutkan para peneliti—susunan batu-batu besar yang misterius di dasar danau. Dijuluki 'Stonehenge-nya Michigan' oleh mereka yang pernah melihatnya, situs ini membangkitkan rasa ingin tahu baru tentang bagian-bagian yang terlupakan di wilayah tersebut.

DNA Mammoth Menunjukkan Bagaimana Raksasa Zaman Es Ini Berevolusi Selama 1 Juta Tahun Terakhir

Sekitar 40 kaki di bawah permukaan, deretan batu yang berkelok-kelok membentang lebih dari satu mil. Meskipun lebih kecil dari monumen Inggris yang terkenal itu, tata letaknya menunjukkan desain yang disengaja. Batu-batu itu berkisar dari seukuran bola basket hingga sebesar mobil kompak, membentuk jalur berkelok-kelok yang menentang penjelasan alami.

Di antara bebatuan purba ini, ada satu yang menonjol. Batu ini berukuran tinggi sekitar 3,5 kaki dan lebar 5 kaki dan memiliki ukiran mastodon. Detail ini menghubungkan situs tersebut dengan masa ketika manusia dan raksasa prasejarah hidup di daratan yang sama. Gambar yang terukir di batu ini menawarkan jembatan langka antara kehidupan purba dan budaya awal di Amerika Utara.

Manusia Purba Menguasai Api di Zaman Es dengan Memanfaatkan Piroteknologi yang Canggih

Para ahli yakin batu-batu itu disusun sekitar 9.000 tahun yang lalu, tak lama setelah Zaman Es berakhir. Saat itu, air Teluk Grand Traverse belum naik hingga menutupi daratan. Ini berarti situs tersebut 4.000 tahun lebih tua dari Stonehenge di Inggris, yang berarti situs tersebut berada jauh di awal periode Holosen.

Teluk itu sendiri membentang sepanjang 32 mil dan lebar 12 mil. Terletak di sepanjang pantai timur laut danau, tempat ini menjadi magnet bagi para penyelam dan pecinta sejarah. Banyak yang berkunjung untuk menjelajahi bangkai kapal yang tersebar di dasar danau. Namun, hanya sedikit yang mengetahui peninggalan kuno yang tersembunyi lebih dalam, tersembunyi dari mata yang ingin tahu.

Untuk melindungi situs tersebut, Dr. Holley mengambil tindakan cepat. Ia memberi tahu Suku Grand Traverse dari Ottawa dan Chippewa, menunjukkan rasa hormat atas ikatan leluhur mereka dengan tanah tersebut. Saat ini, lokasi jalan setapak batu tersebut masih dirahasiakan. Koordinat pastinya dirahasiakan untuk menjaga integritasnya dan melindunginya dari potensi bahaya.

Struktur batu serupa di sekitarnya memberikan petunjuk menarik tentang tujuan penataan Teluk Grand Traverse. Dr. John O'Shea dari Universitas Michigan telah mempelajari formasi batuan di Danau Huron, yang berasal dari 9.000 tahun yang lalu.

Terletak 120 kaki di bawah permukaan sepanjang Alpena-Amberley Ridge, kumpulan batu ini diyakini telah digunakan untuk praktik berburu kuno, mungkin untuk menyalurkan karibu.

Pulau Beaver, pulau terbesar di Danau Michigan, juga menyimpan formasi batu kuno. Di sisi barat pulau, sepanjang Reddings Trail, ditemukan lingkaran batu-batu gletser, beberapa ditandai dengan prasasti. Satu batu bahkan memiliki lubang berukir, yang menunjukkan bahwa batu itu memiliki kegunaan fungsional.

Tujuan dari susunan batu Grand Traverse Bay masih bersifat spekulatif. Bisa jadi susunan batu itu digunakan oleh pemburu karibu kuno, mirip dengan formasi Danau Huron atau mungkin juga berfungsi sebagai kalender kuno, yang selaras dengan peristiwa-peristiwa langit seperti Stonehenge. Ketidakjelasan ini menyoroti perlunya penelitian dan analisis lebih lanjut, yang diperumit oleh kondisi bawah lautnya.

Seiring kemajuan teknologi, metode baru eksplorasi dan analisis bawah laut bermunculan, yang membawa kita lebih dekat untuk memahami struktur kuno ini. Setiap penemuan menambah pengetahuan kita tentang masa lalu, yang memungkinkan kita untuk melihat sekilas kehidupan dan praktik orang-orang yang hidup ribuan tahun lalu