Tim Ferriss: “Menunggu Waktu yang Sempurna Adalah Penyakit yang Membunuh Impian”

Tim Ferriss Tokoh Stoicisme Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATATim Ferriss, penulis bestseller The 4-Hour Workweek dan tokoh inspiratif dalam dunia pengembangan diri serta produktivitas, kembali menyampaikan pesan yang menggugah dalam salah satu kutipannya yang paling populer:

Seneca: “A happy life is one which is in accordance with its own nature.”

“Conditions are never perfect. ‘Someday’ is a disease that will take your dreams to the grave with you.”

Kutipan ini menjadi pengingat tajam bagi siapa pun yang terus menunda-nunda rencana hidup, karier, hingga impian besar, dengan alasan kondisi yang belum ideal. Menurut Ferriss, sikap menunggu waktu yang “tepat” justru menjadi bentuk penundaan yang merusak dan berujung pada kegagalan total: impian yang terkubur tanpa pernah direalisasikan.

Seneca: “Saat terakhir ketika kita berhenti ada bukanlah kematian itu sendiri; itu hanyalah akhir dari ...."

Menunda Sama dengan Menyerah Secara Perlahan

Dalam wawancara dan tulisannya, Ferriss secara konsisten menyoroti bahaya dari menunda keputusan penting. Ia menyebut bahwa istilah “nanti saja” atau “suatu hari nanti” bukanlah sekadar kata, melainkan bentuk penyakit mental yang menggerogoti ambisi dan semangat bertindak.

Membentuk Karakter Melalui Ketidakhadiran Pengalaman: Renungan Filosofis Friedrich Nietzsche

“’Suatu hari nanti’ adalah dalih yang paling berbahaya. Karena hari itu tidak akan pernah datang tanpa keberanian untuk memulai sekarang,” tulis Ferriss dalam blog pribadinya.

Pandangan ini selaras dengan prinsip Stoicisme, filsafat yang sering ia anut, bahwa kita tidak bisa menunggu dunia menjadi ideal sebelum mengambil langkah. Ketidakpastian adalah bagian dari hidup, dan tindakan harus tetap diambil di tengah ketidaksempurnaan.

Halaman Selanjutnya
img_title