Hilangnya Es Laut Antartika secara Drastis dapat Memicu Cuaca Ekstrem di Tahun-tahun Mendatang
- pixabay
Perubahan fluks panas antara lautan dan atmosfer juga dapat menyebabkan badai yang lebih sering terjadi di Antartika karena atmosfer menyerap lebih banyak panas. Dengan mempertimbangkan jumlah hari dengan angin kencang sebagai proksi untuk frekuensi badai, para peneliti menemukan rata-rata 11,6 hari badai pada bulan Juni dan Juli 2023 di beberapa wilayah yang kehilangan es, naik dari rata-rata 9,1 hari badai antara tahun 1990 dan 2015. Beberapa wilayah, seperti Laut Weddell utara, mengalami hingga tujuh hari badai tambahan per bulan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mencairnya es laut Antartika juga dapat memengaruhi suhu di seluruh dunia. Penelitian tersebut menyoroti perlunya terus mempelajari hubungan antara hilangnya es laut Antartika, hilangnya panas laut dan perubahan pola cuaca. Perubahan ini dapat memengaruhi cuaca dan iklim jauh melampaui Antartika.