Kisah Triumvirat: Tragis, Bagaimana Ambisi dan Pengkhianatan Bisa Mengubah Sejarah Romawi?

Caesar, Pompey, dan Crassus
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Malang, WISATA - Sejarah Romawi dipenuhi dengan kisah kepahlawanan, pengkhianatan, dan persaingan yang tak terhindarkan. Di antara tokoh-tokoh besar, nama Julius Caesar, Pompey, dan Crassus muncul sebagai trio yang tak hanya memperjuangkan ambisi mereka sendiri tetapi juga meruntuhkan fondasi Republik Romawi. Melalui kisah Triumvirat Pertama, kita melihat bagaimana kejayaan militer, aliansi politik, dan pengkhianatan saling terkait dalam perjalanan mereka menuju puncak kekuasaan.

Et Tu, Brute? Ketika Sahabat Menjadi Musuh: Kisah Julius Caesar dan Brutus

Awal Mula Aliansi: Membangun Kekuatan Melalui Triumvirat

Pada 60 SM, Julius Caesar, Pompey, dan Crassus bersatu dalam aliansi rahasia yang dikenal sebagai Triumvirat Pertama. Ketiganya memiliki kekuatan yang unik—Caesar dengan keberaniannya, Pompey dengan popularitasnya, dan Crassus dengan kekayaannya. Mereka melihat kesempatan untuk saling mendukung demi mencapai tujuan masing-masing, sekaligus menghadapi musuh politik yang mencoba membatasi pengaruh mereka. Namun, meski tampak solid, aliansi ini penuh dengan ketegangan bawah permukaan.

Dendam, Kekuasaan, dan Pengkhianatan: Rahasia di Balik Pembunuhan Julius Caesar oleh Brutus

Crassus memiliki ambisi untuk memperluas kekuasaannya di Asia, sementara Caesar berupaya memperkuat posisinya di Galia. Pompey, yang telah mencapai puncak popularitasnya, menginginkan stabilitas dan dukungan dari senat. Ketiganya bekerja sama untuk sementara waktu, namun ketegangan mulai timbul ketika ambisi mereka bersinggungan dan upaya untuk saling menundukkan menjadi tak terelakkan.

Konflik Internal dan Pengkhianatan: Pertempuran Galia dan Kematian Crassus

Darah dan Besi: Bagaimana Caesar dan Alexander Agung Membangun Empayar yang Tak Terhentikan

Hubungan ini semakin memburuk ketika Caesar memperoleh kekuasaan besar melalui kampanye militer di Galia. Keberhasilan ini menempatkan Caesar pada posisi yang lebih kuat, yang membuat Pompey merasa terancam. Ketika Crassus tewas dalam Pertempuran Carrhae pada 53 SM, penyeimbang dalam Triumvirat ini hilang, dan rivalitas antara Caesar dan Pompey semakin memanas.

Pompey, yang sebelumnya sekutu setia Caesar, mulai bekerja sama dengan senat untuk membatasi kekuatan Caesar. Konflik memuncak ketika Caesar memutuskan untuk menyeberangi Sungai Rubicon dengan pasukannya, melanggar hukum Romawi yang melarang panglima membawa pasukan ke wilayah Italia tanpa izin. Perang saudara pun tak terhindarkan.

Halaman Selanjutnya
img_title