Perlunya Kendalikan Perilaku Doom Spending yang Melanda Gen-Z untuk Kesehatan Finansial dan Mental

Belanja
Sumber :
  • pixabay

Malang, WISATA – Doom spending adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan belanja berlebihan sebagai cara mengatasi kecemasan atau ketidakpastian tentang masa depan. Istilah ini menjadi lebih populer selama pandemi COVID-19, ketika banyak orang merasa terjebak dalam ketidakpastian ekonomi, kesehatan, dan kehidupan sosial. Dalam kondisi ini, belanja menjadi semacam pelarian, meskipun sering kali bukan solusi yang sehat atau berkelanjutan.

Mengapa Stoikisme Melejit di Kalangan Milenial dan Gen Z? Alasan Filosofi Kuno Kini Jadi Fenomena

Online shopping

Photo :
  • pixabay

Tren doom spending, yang secara harfiah bermakna ‘pengeluaran yang sia-sia’ ini menurut penelitian kini berlanjut, dan sebagian besar dilakukan oleh gen-Z, yang secara psikologi terpapar oleh stres. Jejak pendapat yang dibuat pada Tahun 2023 mengungkapkan, lebih dari seperempatnya rela mengeluarkan uang untuk mengatasi stres.

Generasi YOLO, FOMO, dan FOPO: Apakah Kita Menuju Krisis Identitas?

Menurut pakar psikologi, doom spending dapat terjadi sebagai respons terhadap stres dan kecemasan. Banyak orang merasa bahwa mereka tidak dapat mengontrol hal-hal besar dalam hidup, seperti situasi ekonomi global atau pandemi, sehingga mereka mencari kontrol dalam hal-hal kecil, seperti belanja . Aktivitas belanja memberikan rasa kepuasan instan, meskipun hanya sementara. Namun, sering kali keputusan pembelian ini tidak didasari oleh kebutuhan yang sesungguhnya, melainkan didorong oleh emosi negatif.

Beberapa ahli juga membandingkan doom spending dengan fenomena retail therapy, yaitu ketika orang berbelanja untuk merasa lebih baik secara emosional. Perbedaannya, doom spending terjadi di bawah tekanan kecemasan global yang lebih besar, seperti krisis ekonomi atau lingkungan. Misalnya, selama lockdown, terjadi peningkatan signifikan dalam pembelian barang-barang rumah tangga, elektronik, dan pakaian melalui platform e-commerce, meskipun banyak dari pembelian tersebut tidak benar-benar diperlukan .

Seberapa Parah Generasi Milenial dan Gen Z Tertipu oleh YOLO, FOMO, dan FOPO?

Sayangnya, doom spending dapat menimbulkan masalah jangka panjang, seperti utang, stres finansial, dan penyesalan. Untuk menghindarinya, penting bagi individu untuk mengakui emosi yang mendorong perilaku belanja mereka dan mencari cara yang lebih sehat untuk mengelola kecemasan, seperti berbicara dengan terapis atau melakukan aktivitas relaksasi.

Untuk itu doom spending merupakan perilaku yang perlu diwaspadai, terutama di masa ketidakpastian. Mengendalikan kebiasaan ini akan membantu menjaga kesejahteraan finansial dan mental di masa depan.

 

Sumber: Psychology Today