Kunci Kebahagiaan Menurut Socrates, yang Masih Banyak Diikuti oleh Masyarakat Modern Hingga Kini

Suasana Penjara Socrates Jelang Hukuman Mati
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Socrates, seorang filsuf besar dari Yunani kuno, bukan hanya dikenal karena sumbangsihnya pada dunia filsafat, tetapi juga karena pandangannya yang mendalam tentang kebahagiaan. Pemikiran Socrates tentang kebahagiaan bukanlah sekadar konsep teoretis yang ada di dalam buku-buku filsafat, tetapi sebuah prinsip hidup yang relevan hingga saat ini. Bahkan di tengah kemajuan teknologi dan peradaban modern, banyak orang masih mengikuti filosofi Socrates tentang kebahagiaan. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang pandangan Socrates mengenai kebahagiaan dan mengapa ide-idenya tetap diikuti oleh masyarakat modern.

Revolusi Stoikisme: Menggali Filosofi Kuno sebagai Jawaban Hidup Era Modern

Socrates dan Pencarian Kebahagiaan

Bagi Socrates, kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat dicapai melalui kehidupan yang dijalani dengan baik. Dalam pandangan Socrates, kebahagiaan tidak terletak pada kekayaan, kekuasaan, atau bahkan kesenangan fisik. Sebaliknya, kebahagiaan sejati berasal dari kebajikan (virtue) dan pengetahuan. Socrates percaya bahwa hidup yang dijalani dengan kebijaksanaan, keadilan, dan kebaikan moral akan menghasilkan kebahagiaan yang mendalam dan abadi.

Warisan Socrates: Bagaimana Pemikirannya Menginspirasi Plato dan Aristoteles?

Socrates sering kali menekankan pentingnya introspeksi dan refleksi diri. Dalam salah satu pernyataannya yang paling terkenal, ia berkata, "Hidup yang tidak terperiksa tidak layak untuk dijalani." Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan ketika seseorang memahami dirinya sendiri dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang baik. Bagi Socrates, pengetahuan tentang diri sendiri dan tentang dunia adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan.

Kebahagiaan Melalui Kebajikan

Dari Socrates ke Aristoteles: Rantai Pemikiran yang Membentuk Peradaban Barat

Kebajikan memainkan peran sentral dalam konsep kebahagiaan Socrates. Dalam filsafatnya, Socrates berpendapat bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar berharga, dan segala sesuatu yang lain hanyalah alat untuk mencapai kebajikan. Socrates percaya bahwa orang yang berbuat baik akan merasa puas secara moral dan, sebagai hasilnya, akan merasakan kebahagiaan sejati.

Dalam dialog Plato yang dikenal sebagai "Meno," Socrates menjelaskan bahwa kebajikan dapat diajarkan, dan bahwa orang yang memiliki kebajikan akan otomatis menjalani kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan, menurut Socrates, bukanlah hasil dari keadaan eksternal, tetapi dari cara kita hidup dan pilihan moral yang kita buat. Hal ini memberikan perspektif bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang berada dalam kendali kita sendiri, terlepas dari situasi dan kondisi yang kita hadapi.

Halaman Selanjutnya
img_title