Pagelaran Ketoprak Wayang "Awal Mula Punakawan", Kolaborasi Maestro Tradisi dan Generasi Muda
- Istimewa
Jakarta, WISATA – Pagelaran ketoprak wayang "Awal Mula Punakawan", karya terbaru seorang maestro tradisi, Aries Mukadi, digelar di Gedung Teater Kecil Taman Izmail Marzuki, Jakarta pada hari Sabtu (23/11/2024).
Aries Mukadi, selama ini dikenal sebagai seorang seniman yang telah berkiprah di dunia kesenian sejak tahun 1957.
Pagelaran ketoprak wayang "Awal Mula Punakawan" diawali dengan kisah tentang Sang Hyang Tunggal bersama Bathari Rekotowati dan Bathari Sry Darmani yang sedang bersemadi dilayani para Hapsari, memohon kepada Sang Yang Murbengrat (Yang Maha Kuasa) agar keinginannya untuk memiliki putra/keturunan Dewa bisa terlaksana.
Ia ingin keturunannya itu memiliki kesaktian melebihi para Dewa sehingga nantinya dapat menggantikan sebagai Raja Dewa yang menguasai Jagad Triloka yaitu Mayapada (dunia kehidupan para Dewa), Madyapada (dunia kehidupan para roh) dan Marcapada (dunia kehidupan para manusia, binatang).
Setelah beberapa saat bersemadi, terciptalah Cahaya dari tubuh Sang Hyang Tunggal dan Bathari Rakotowati.
Cahaya tersebut, kemudian berwujud Mustika di hadapannya.
Sang Hyang Tunggal merasa puas telah mendapat keturunan berwujud Cahaya dari Sang Hyang Murbengrat.
Kelanjutan kisah tersebut kemudian dikemas dengan apik oleh sutradara Aries Mukadi, dengan menggabungkan seni karawitan, seni tari dan teater dalam sebuah pagelaran yang sepenuhnya dilakukan oleh generasi muda, di antaranya Dhini W.R. (Executive Producer), A. Ayu P. (Executive Producer 1) dan Galih Rangga P. (Executive Producer 2).
Sedangkan para profesional yang terlibat, adalah Aries Mukadi (sutradara & penulis naskah), Ariyo Saloko (asisten sutradara & koreografer), Tribuana Tunggadewi (koreografher 2), Kenthus Ampiranto (asisten sutradara & stage manager), Agus Sambowo (komposer & dalang), dan Mbah Surip (guru tari).
Keterlibatan para pemain dari Wayang Orang Bharata Jakarta, Wayang Orang Sriwedari Solo dan Sanggar Tari Pentas dan Tradisi menjadikan pagelaran ini semakin semarak dan mengundang decak kagum penonton.
Aylawati Sarwono, yang merupakan istri Jaya Suprana, merasa takjub dengan semangat dan antusiasme semua orang yang terlibat dalam pagelaran ini.
"Luar biasa sekali energi adik-adik ini, seperti tidak kenal lelah latihan untuk pagelaran ini", kata Aylawati yang juga seorang pegiat budaya dalam berbagai banyak pagelaran seni budaya Indonesia ini.
Pagelaran ketoprak wayang 'Awal Mula Punakawan' ini, diharapkan bisa menjadi salah satu awal bagi generasi muda untuk mencintai seni budaya Indonesia sehingga terus bertekad untuk melestarikannnya.
Jaya Suprana, seorang tokoh dan pemerhati budaya memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya pagelaran ketoprak wayang "Awal Mula Punakawan" ini.
Sementara Aries Mukadi yang menjadi penulis naskah dan sutradara, pagelaran ketoprak wayang "Awal Mula Punakawan" ini, dikenal memiliki perjalanan panjang dalam seni tradisi.
Berawal menjadi pemain Ketoprak Dharmo Carito Surabaya dan berkeliling ke berbagai kota dan provinsi pada tahun 1957-1960, Aries Mukadi kemudian menjadi seniman yang mumpuni, penulis naskah, sutradara, dosen dan menduduki tampuk pimpinan organisasi maupun institusi yang membidangi kesenian, khususnya panggung wayang maupun ketoprak.
Perjalanan panjang Aries Mukadi juga menghantarkannya menjadi utusan seni dan budaya di luar negeri.
Atas dedikasi Aries Mukadi selama ini, Jaya Suprana sebagai pendiri MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan penghargaan Mahakarya Kebudayaan Bidang Seni dan Budaya sebagai Maestro Seni Teater Ketoprak pada saat pagelaran berlangsung.
Pagelaran ketoprak wayang ini, juga mendapat perhatian dari Sendang Wangi, seorang pegiat budaya dan praktisi SDM.
"Keunikan pagelaran ketoprak wayang ini, salah satunya adalah sebagian besar melibatkan generasi muda, baik di atas panggung sebagai pemeran maupun di belakang panggung sebagai produser eksekutif dan tim pagelaran" ujar Sendang Wangi.
Sendang menambahkan,"Pagelaran ini juga sekaligus alih ilmu pengetahuan mengenai seni ketoprak wayang dari para senior seniman yang telah lama berkiprah pada Wayang Orang Bharata Jakarta dan Wayang Orang Sriwedari Solo," imbuh Sendang Wangi yang juga mengelola komunitas Penari Penjaga Negeri, sebuah komunitas pelestari seni budaya Indonesia.
Sementara itu, Dini WR selaku produser eksekutif menjelaskan, ide mengangkat "Awal Mula Punakawan" adalah karena cerita ini, sebelumnya tidak pernah dipentaskan kecuali dalam pagelaran Wayang Kulit.
"Adanya pagelaran lakon "Awal Mula Punakawan" ini, juga sebagai bahan edukasi mengenai akar cerita Punakawan, sehingga dapat menjadi patokan untuk generasi kita," ungkap Dini.
Dini berharap pagelaran tentang Punakawan ini menjadi pemandu bagi generasi selanjutnya yang akan membuat karya Wayang Orang, sehingga tidak terjadi salah kaprah pemahaman mengenai lakon Punakawan.
Apalagi pada zaman sekarang, sebagian orang menganggap Punakawan hanyalah sosok lawakan atau dagelan saja.
"Punakawan, bukanlah "hanya" sosok lawakan atau dagelan saja, tetapi juga tokoh yang memiliki peran cukup penting dan peran terberat di dunia pewayangan," pungkasnya.