MUSIK KLASIK: Melihat Orkestra Simfonia Indonesia Dipimpin Pianis dan Konduktor Prancis
- christiyanto
Jakarta, WISATA – Puluhan musisi menggelar latihan terakhir di Aula Simfonia Jakarta (ASJ) pada Jumat (21/07/2023).
Memainkan berbagai instrumen gesek, tiup, pukul dan petik, mereka mengalunkan harmoni komposisi musik klasik yang begitu indah.
Ajang latihan konser orkestra simfonia ini dipimpin seorang pianis asal Prancis, David Greilsammer.
Selain pianis, David Greilsammer, adalah seorang direktur musik dan artistik di Geneva Camerata (GECA), konduktor serta Direktur Musik tetap di Medellín Philharmonic Colombia.
Berkat kerjasama yang terjalin antara Institut Français d’Indonésie (IFI) dengan Aula Simfonia Jakarta (ASJ), David hadir di Indonesia dan berkolaborasi Jakarta Simfonia Orkestra menyuguhkan sebuah konser klasik.
Sebuah kolaborasi musik dan pertemuan artistik bakal tersaji keindahan auditif sekaligus visual di ruang konser utama ASJ.
Berbagai karya musik dunia bakal ditampilkan. Diantaranya, Pavane pour une infante défunte karya Maurice Ravel.
Selain karya Maurice Ravel, David Greilsammer dan Jakarta Simfonia Orkestra juga akan membawakan dua karya besar lainnya yaitu Piano Concerto no. 17 dari Wolfgang Amadeus Mozart dan Symphony no. 2 karya Robert Schumann.
Tidak hanya menjadi konduktor, pada penampilan kali ini, David Greilsammer juga berperan sebagai pianis utama dalam karya besar Mozart – Piano Concerto No. 17 KV. 453. Komposisi ini dimainkan pada tempo Allegro di awal dan diakhiri dengan tempo cepat, atau Finale Presto. Menyaksikan harmoni ini, seoleh kembali ke era klasik saat Barbara Ployer, salah seorang murid Mozart, memainkannya untuk pertama kali pada akhir abad ke-18.
Konser akan diakhiri dengan membawa penonton ke zaman romantik, tepatnya di pertengahan abad 19. Karya komponis besar Schumann – Symphony No. 2 Op. 61 mulai dimainkan. Instrumen brass seperti trombon dan trompet perlahan mengawalinya perlahan dengan kelembutan sehingga membuat pendengarnya terenyuh, seakan menyiratkan rasa kegelisahan penciptanya ketika membuatnya. Kabarnya, memang pada masa itu, Schumann sedang mengalami apa yang saat ini kita kenal dengan istilah mental breakdown.
Menurut wakil atase kebudayaan dan audio visual Institut Français d’Indonésie (IFI), Bimo Putra, pagelaran ini bertujuan untuk semakin memepererat kerjasama antara Indonesia dan Prancis.
” Lewat ASJ, kami sudah menggelar beberapa kali event. Tahun ini kita mulai lagi, sebagai tanda bahwa kita sudah aktif lagi setelah pandemi Covid-19 selama 2 tahun belakangan ini,” ujar Bimo.
Bimo menambahkan, awalnya, hanya ingin hajatan yang kecil saja, namun kemudian ada usulan dari ASJ, mengapa tidak sekalian dengan orkestranya.
Usai di Jakarta, David Greilsammer rencananya akan melanjutkan tur dan melakukan rangkaian acara di Denpasar, Bali.