Survei Terbaru: Tingkat Sentimen Negatif Terhadap China Meningkat di Kalangan Warga AS

Bendera Amerika Serikat (AS)
Sumber :
  • viva.co.id

Jakarta, WISATA - Sebuah survei baru-baru ini menyoroti peningkatan pandangan negatif terhadap China di antara warga Amerika Serikat (AS). Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas warga AS kini melihat China sebagai musuh, sebuah indikator meningkatnya ketegangan antara kedua negara selama beberapa tahun terakhir.

Peringatan World Zoonosis Day Himbau Masyarakat Dunia Agar Peduli Penyakit karena Hewan

Dilaporkan oleh The Hongkong Post pada Senin, 13 Mei 2024, survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, sebuah lembaga pemikir non-partisan berbasis di Washington, pada tanggal 1 Mei 2024, menemukan bahwa sekitar 81 persen warga AS memiliki pandangan negatif terhadap China. Dari jumlah tersebut, 43 persen bahkan memiliki pandangan yang sangat tidak menyenangkan terhadap negara tersebut. Hanya sekitar 16 persen yang memandang China dengan baik.

Trend yang sama juga terlihat dalam penilaian terhadap Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang mendapat penilaian negatif dari mayoritas responden.

KOMUNITAS GURU BROADCASTING (KGB): Berkunjung ke Binus TV, Jajaki Kolaborasi Produktif di Masa Depan

Sebagian besar responden (sekitar 71 persen) mengakui bahwa pengaruh China semakin kuat dalam politik global, namun terdapat kekhawatiran terhadap cara pemerintah China berinteraksi dengan negara lain, khususnya dalam sengketa wilayah dengan tetangga-tetangganya.

Terlepas dari hubungan bilateral antara AS dan China, mayoritas warga Amerika memberikan penilaian negatif terhadap China secara keseluruhan.

Prakiraan Cuaca Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Tanggal 7 Juli 2024

Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 50 persen warga AS menganggap China sebagai pesaing, sementara 42 persen menyebutnya sebagai musuh. Hanya sekitar enam persen yang melihat China sebagai mitra.

Survei yang dilakukan pada 3.600 orang dewasa AS ini juga menemukan perbedaan dalam pandangan terhadap China antara anggota Partai Republik dan Demokrat. Mayoritas anggota Partai Republik lebih kritis terhadap China, sementara mayoritas anggota Partai Demokrat cenderung melihat China lebih sebagai pesaing daripada musuh.

Di samping itu, survei juga mengungkap bahwa semakin tua usia seseorang, semakin kritis pandangannya terhadap China. Orang dewasa berusia di atas 65 tahun cenderung memiliki pandangan yang sangat tidak menyenangkan terhadap China dan melihatnya sebagai musuh, sementara orang dewasa muda cenderung melihat China sebagai pesaing atau mitra.

Penilaian negatif terhadap China juga tercermin dalam pandangan terhadap pengaruh ekonominya terhadap AS. Sebagian besar responden percaya bahwa China memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kondisi perekonomian AS.

Dengan hasil survei ini, tampaknya ketegangan antara AS dan China akan terus menjadi fokus dalam politik luar negeri AS dalam waktu yang akan datang