INFO HAJI: Layanan Katering Jemaah Haji di Makkah, Ada yang Berubah Selama Tujuh Tahun Terakhir

Petugas katering sedang menyiapkan makanan untuk Jemaah
Sumber :
  • https://kemenag.go.id/pers-rilis

Menurut Subhan, pada tahun pertama pemberian layanan katering di Makkah (2015), jemaah haji Indonesia saat itu mendapatkan 15 kali layanan katering yang didistribusikan sebagai makan siang. Layanan itu diberikan sejak kedatangan pertama jemaah haji Indonesia di Makkah. Namun, pada enam hari sebelum puncak haji, layanan katering di Makkah dihentikan sementara dan baru dibuka setelah puncak haji.

INFO HAJI 2024: Hadapi Puncak Haji, Lebih dari Seribu Petugas Haji Indonesia Disiapkan

“Jadi, bagi jemaah yang datang ke Makkah menjelang puncak haji, layanan katering diberikan pada fase sebelum dan sesudah Armina,” sebutnya.

Layanan katering di Makkah, lanjut Subhan, bertambah pada 2016, menjadi 24 kali berupa makan siang dan malam. Setahun kemudian, layanan konsumsi jemaah di Makkah bertambah menjadi 25 kali. Selain makan siang dan malam, ada penambahan satu kali pemberian snack berat untuk bekal sarapan jemaah.

INFO HAJI 2024: Hingga Senin (3/6/2024), 39 Jemaah Haji Wafat, Semoga Husnul Khotimah

Pada 2018 dan 2019, layanan katering di Makkah diberikan sebanyak 40 kali, dalam bentuk makan siang dan malam. Adapun pada 2020 dan 2021, Indonesia tidak memberangkatkan jemaah haji karena pandemi Covid-19.

Dijelaskan Subhan, sejak 2015 sampai 2019, selalu saja ada penghentian sementara layanan katering jelang dan setelah puncak haji. Hanya saja, rentang masa penghentiannya yang berbeda-beda. Pada 2015, penghentian sementara bahkan sudah dilakukan sejak enam hari sebelum puncak haji. Sementara pada 2016 hingga 2019, penghentian sementara dilakukan sejak tiga hari sebelum fase puncak haji. Layanan katering pada masa itu baru diberikan kembali tiga hari setelah puncak haji, tepatnya mulai 16 Zulhijjah.

INFO HAJI 2024: Jelang Puncak Haji, PPIH Terus Benahi Persiapan Armuzna dan Kesiapan Jemaah

Ada dua alasan penghentian katering jelang dan setelah puncak haji. Pertama, menjelang wukuf, seluruh jamaah haji dunia sudah terkonsentrasi di Makkah sehingga jalanan mulai padat dan akses menuju ke pemondokan jemaah juga sering ditutup saat menjelang salat. “Kondisi seperti ini menyulitkan dalam proses distribusi makanan karena kepadatan lalu lintas di Kota Makkah,” jelas Subhan.

“Kita sih maunya memberikan layanan makanan terus menjelang hari H-nya. Tapi kondisi di Makkah memang berbeda karena kepadatan lalu lintas. Seluruh bus transportasi juga dihentikan dua hari menjelang Arafah karena seluruhnya dikonsentrasikan untuk Armina,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title