Dijuluki “The Count”, Inilah Sosok Victor Lustig: Penipu Elegan yang Pernah Menjual Menara Eiffel

Victor Lustig
Sumber :
  • https://x.com/a_otama

Pada tahun 1925, Prancis tengah menghadapi dilema mengenai biaya pemeliharaan Menara Eiffel yang sangat tinggi. Berita ini dimuat di banyak surat kabar dan menjadi isu nasional. Victor Lustig membaca peluang di tengah kebingungan itu.

Resmi! Megawati Hangestri Akan Menikah Juli Ini, Ini Jawaban Keluarga dan Alasan Tinggalkan Red Sparks

Dengan memalsukan surat-surat resmi dari pemerintah Prancis dan menyamar sebagai pejabat tinggi, ia mengundang beberapa pengusaha besi tua untuk ikut serta dalam tender penjualan Menara Eiffel. Lokasi pertemuan? Hotel de Crillon, salah satu hotel paling mewah di Paris, yang kian meyakinkan para calon korban bahwa transaksi ini adalah urusan resmi.

Salah satu pengusaha, André Poisson, akhirnya “membeli” Menara Eiffel dengan uang yang sangat besar dan bahkan memberikan suap untuk memastikan namanya terpilih. Setelah transaksi selesai, Lustig langsung kabur ke Wina dan menghilang seolah tak pernah ada.

Megawati Hangestri Curhat Pilu di Balik Gemerlap Liga Korea: “Aku Sampai Nangis di Video Call”

Yang luar biasa, Poisson terlalu malu untuk melapor ke polisi karena tidak ingin namanya menjadi bahan olokan nasional. Ini memberi waktu bagi Lustig untuk kembali ke Paris dan mencoba menjual Menara Eiffel untuk kedua kalinya, meski akhirnya gagal karena calon korban kali ini curiga dan menghubungi pihak berwenang.

Strategi Elegan dan Tipuan Psikologis

Junaida Santi Siap Susul Megatron ke Kancah Eropa! Apakah Ini Akhir Dominasi Megawati Hangestri?

Victor Lustig tak hanya mengandalkan identitas palsu dan surat resmi. Ia juga memanfaatkan psikologi manusia, terutama keserakahan. Dalam banyak aksinya, ia menargetkan orang-orang kaya yang ingin memperkaya diri lebih cepat, dengan menjual gagasan bisnis fiktif atau mesin cetak uang palsu yang seolah-olah dapat mencetak uang asli setiap beberapa jam.

Lustig akan menunjukkan mesin tersebut yang sempat mencetak dua lembar uang asli yang sebelumnya sudah ia masukkan, membuat korban percaya dan akhirnya membeli mesin itu dengan harga tinggi. Dalam waktu yang cukup untuk Lustig kabur, korban baru menyadari bahwa mesin tersebut adalah tipuan.

Halaman Selanjutnya
img_title