DeepSeek Terkena Skandal Kebocoran Data: Apa yang Harus Kita Waspadai dari AI China?

Deepseek
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta,  WISATA - Belakangan ini, DeepSeek, sebuah startup kecerdasan buatan (AI) asal China, sedang ramai diperbincangkan. Bagaimana tidak, perusahaan yang baru-baru ini melesat popularitasnya ini mengalami kebocoran besar terkait salah satu database yang mereka miliki. Ini tentu jadi peringatan penting, mengingat data yang terekspos bisa membuka pintu bagi para aktor jahat untuk mengakses informasi sensitif.

Percakapan Rahasia Tiga AI Menggunakan Bahasa yang Tak Dimengerti Manusia, Apa Dampaknya Bagi Kita?

Kebocoran Data DeepSeek yang Mencengangkan

DeepSeek dikenal dengan model AI open-source mereka yang diklaim bisa menyaingi sistem AI besar seperti OpenAI. Model pemikiran mereka yang disebut R1 bahkan mendapat pujian sebagai "momen Sputnik dalam dunia AI." Tetapi di balik kemajuan pesatnya, ada masalah besar yang baru terungkap. Salah satu database perusahaan, yang menggunakan platform ClickHouse, ternyata terbuka di internet dan bisa diakses oleh siapa saja tanpa perlu autentikasi.

Rahasia TC di Bali! Thom Haye Ungkap Misi Besar Timnas Indonesia Sebelum Duel Panas Lawan China

Sebagai informasi, ClickHouse adalah jenis database yang memungkinkan pengoperasian penuh terhadap data, termasuk akses ke informasi internal yang sangat sensitif. Seperti yang disampaikan oleh peneliti keamanan dari Wiz, Gal Nagli, kebocoran ini memungkinkan siapa saja untuk menjalankan perintah SQL secara langsung melalui browser web, yang sangat berisiko.

Informasi yang terekspos mencakup lebih dari satu juta baris data log, yang berisi riwayat percakapan, kunci rahasia, detail backend, dan metadata operasional lainnya. Data ini sangat sensitif, termasuk API Secrets yang bisa dimanfaatkan untuk mengeksploitasi sistem lebih jauh lagi. Untungnya, setelah pihak keamanan cloud berusaha menghubungi DeepSeek, celah keamanan ini akhirnya ditutup.

Siswa Berkompetisi Melawan AI dalam Lomba Menulis, Hasilnya Mengejutkan!

Keamanan AI: Ancaman yang Sering Terabaikan

Kebocoran data seperti ini bukanlah hal yang seharusnya diabaikan, terutama dengan semakin banyaknya layanan AI yang berkembang pesat. Seperti yang dikatakan oleh Nagli, adopsi cepat terhadap teknologi AI tanpa perlindungan yang memadai memang sangat berisiko. Meskipun perhatian banyak orang lebih fokus pada ancaman yang lebih besar di masa depan, kenyataannya, ancaman yang lebih nyata justru berasal dari masalah sederhana seperti kebocoran data yang terjadi karena kesalahan dalam pengaturan keamanan.

Hal ini mengingatkan kita bahwa perlindungan terhadap data pelanggan harus selalu menjadi prioritas utama bagi tim keamanan. Keamanan data tidak hanya tanggung jawab teknis, tetapi juga perlu kolaborasi erat antara tim keamanan dan para insinyur AI untuk mencegah kebocoran dan memastikan data tetap aman.

DeepSeek: Dari Ketenaran hingga Kontroversi

Tak hanya masalah kebocoran data yang jadi sorotan, DeepSeek juga menjadi perhatian banyak pihak terkait kebijakan privasinya yang kurang transparan. Bahkan, beberapa negara mulai melakukan investigasi terkait bagaimana perusahaan ini menangani data pengguna.

Di Italia, misalnya, aplikasi DeepSeek mendadak hilang dari toko aplikasi setelah regulator data negara tersebut, Garante, meminta klarifikasi soal kebijakan pengelolaan data dan sumber data pelatihan yang digunakan. Kejadian serupa juga terjadi di Irlandia, di mana Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC) mengajukan permintaan informasi serupa.

Selain itu, laporan dari Bloomberg, Financial Times, dan Wall Street Journal menyebutkan bahwa baik OpenAI maupun Microsoft sedang menyelidiki apakah DeepSeek menggunakan API OpenAI tanpa izin untuk melatih model AI mereka. Teknik yang disebut sebagai "distilasi" ini memang menjadi perhatian karena dapat digunakan untuk meniru model AI yang sudah ada, termasuk milik OpenAI.

Ketegangan Geopolitik: Apakah Ada Agenda Tersembunyi?

Yang lebih mengkhawatirkan, adalah kekhawatiran terkait hubungan DeepSeek dengan China. Pemerintah AS, misalnya, mulai menaruh perhatian lebih pada perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan China, karena dikhawatirkan bisa digunakan untuk tujuan yang lebih besar, seperti pengumpulan data pengguna di seluruh dunia untuk kepentingan negara.

Pemerintah AS dan badan-badan keamanan lainnya mulai memantau dengan seksama perkembangan DeepSeek, yang menjadi sorotan di kalangan analis keamanan siber global. DeepSeek tidak hanya berfokus pada pengembangan model AI yang bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga menunjukkan potensi untuk menjadi alat bagi kelompok-kelompok tertentu yang memiliki agenda geopolitik.

Langkah DeepSeek: Mencoba Memperbaiki Masalah Keamanan

Setelah masalah kebocoran data ini terungkap, DeepSeek mengeluarkan pembaruan pada 29 Januari 2025 yang mengonfirmasi bahwa mereka telah mengidentifikasi masalah ini dan tengah berupaya untuk memperbaikinya. Meski langkah ini terlihat positif, namun penting untuk dicatat bahwa masalah kebocoran data ini bukanlah yang pertama kali terjadi dalam industri teknologi yang berkembang pesat ini.

Dengan lonjakan popularitas yang pesat, DeepSeek kini berada di posisi yang sangat rentan terhadap serangan siber dan kritik dari berbagai pihak. Meskipun perusahaan ini sudah menutup celah keamanannya, tantangan yang lebih besar menanti mereka, yaitu bagaimana mereka dapat memastikan bahwa kebocoran seperti ini tidak terulang lagi di masa depan.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Kasus DeepSeek?

Kasus DeepSeek mengajarkan kita banyak hal tentang pentingnya keamanan data dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi AI. Keamanan siber harus selalu menjadi bagian integral dari pengembangan teknologi, bukan sekadar tambahan belaka. Dengan semakin banyaknya aplikasi dan platform berbasis AI yang berkembang, kita harus lebih waspada terhadap potensi risiko yang bisa muncul, baik dari pihak yang berniat jahat maupun kesalahan teknis yang tidak disengaja.

Sebagai konsumen, kita juga harus lebih kritis terhadap aplikasi dan layanan yang kita gunakan, terutama yang berkaitan dengan pengumpulan dan pengelolaan data pribadi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kita juga harus lebih sadar akan perlindungan data dan bagaimana kebijakan privasi dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang memanfaatkannya.