PETUALANGAN: Antara Rafting dan Kayaking...Pilih yang Mana?

- Diah Endang
Bogor, WISATA – Momen kegiatan “Road to 50 Tahun Palapsi UGM” bertema “Merangkai Petualangan Merajut Persahabatan”, salah satunya diisi dengan "KKN" atau "Kumpul Kumpul Ndayung".
"KKN" dilaksanakan di Sungai Cianten, pada tanggal 1 Mei 2025.
Palapsi adalah organisasi Pencinta Alam Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Organisasi yang didirikan pada 28 Juni 1975 itu, sangat aktif dengan berbagai kegiatan kepencintaalaman.

Siap Berangkat ke Titik Awal Pengarungan
- Diah Endang
Sejak awal berdiri, Palapsi telah melakukan berbagai macam kegiatan kepecintaalaman, penelitian serta mengikuti berbagai kejuaran.
Acara "KKN" kali ini, diikuti berbagai angkatan, mulai angkatan 2.000an hingga angkatan '80-an, membaur menjadi satu.
Beberapa peserta juga membawa keluarga dan ikut serta dalam pengarungan ini.
Total peserta, adalah sekitar 30 orang.
Rehat Sejenak di Tengah Perjalanan,,,
- Diah Endang
Tidak semua peserta saling mengenal satu sama lain, karena jauhnya rentang jarak angkatan perkuliahan.
Meski demikian, perbedaan usia ini, tidak membuat mereka merasa asing dan canggung satu sama lain.
Namun justru, aroma kekeluargan terasa sangat kental, merasa satu keluarga yaitu keluarga besar Palapsi yang memiliki semboyan “Never Give Up”.
Dayung dengan Perahu Pilihan Masing-Masing
- Diah Endang
Sungai Cianten yang terletak di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dipilih karena menawarkan pengalaman rafting dan kayaking yang memadukan petualangan dan keindahan alam.
Jeram-jeram di sungai ini cukup menantang, namun ideal bagi yang ingin merasakan sensasi rafting dan kayaking di tengah suasana alam yang masih alami.
Sungai Cianten, juga dikenal dengan arus yang cukup menantang, tetapi dapat digunakan sebagai destinasi wisata rafting dan kayaking pemula hingga tingkat mahir.
Dengan jeram-jeram yang bervariasi, rafting dan kayaking di Sungai Cianten menawarkan pengalaman yang mengesankan.
Tempat ini juga sering digunakan untuk latihan oleh komunitas rafting dan kayaking karena medan yang beragam.
Rafting dilakukan dengan menggunakan perahu karet, yang biasanya diisi 4-8 orang, tergantung jenis perahunya.
Peserta duduk berdampingan dan mendayung bersama-sama untuk mengarungi sungai.
Salah Satu Jeram di Sungai Cianten, Kab. Bogor
- Diah Endang
Perahu ini dikendalikan oleh orang yang duduk paling belakang, yang disebut dengan skipper atau pemandu.
Dialah yang bertugas mengendalikan jalannya perahu dan bertanggung jawab atas keselamatan awak perahu.
Skipper ini akan memberikan aba-aba kapan harus mendayung, berhenti mendayung atau bahkan menggeser posisi duduk ke kiri atau ke kanan, sesuai dengan medan yang ada.
Aktivitas ini lebih bersifat tim dan cocok untuk pemula maupun keluarga.
Berbeda dengan rafting, kayaking menggunakan perahu kayak yang dikendalikan sendiri oleh penumpang.
Pengalaman Pertama Kayaking Jeram
- Diah Endang
Peserta kayaking, duduk menghadap ke depan dan mengendalikan perahu dengan dayung ganda.
Awak perahu bertanggung jawab penuh atas keselamatan dirinya.
Kayaking menuntut keterampilan individu yang lebih tinggi.
Perahu kayak yang digunakan, bisa terbuat dari fiber atau karet inflatable (tiup).
Kedua jenis perahu ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Petualangan yang kami lalui, dimulai sekitar pukul 09.00 pagi.
Kami diantar berkendara dari base camp ke posisi awal pengarungan.
Terlihat jelas, wajah-wajah ceria dan tidak sabar menghadapi keseruan bersama.
Obrolan dan celetukan jenaka, mewarnai sepanjang perjalanan ini.
Pengarungan kali ini menggunakan beberapa perahu rafting, perahu kayak yang terbuat dari fiber (single) dan perahu kayak yang terbuat dari karet inflatable dengan kapasitas 1 orang (single) dan 2 orang (double).
Sebagai peserta senior yang belum pernah melakukan kayaking jeram, tentu saja, saya memilih rafting sebagai awal pengarungan.
Jeram di sungai ini menyimpan banyak keseruan dan cukup bervariasi.
Beberapa awak perahu rafting, pada akhirnya terlempar ke luar perahu saat melewati jeram.
Namun hal ini tidak menimbulkan rasa takut, tetapi justru menambah keseruan dan rasa penasaran kami, dalam menerka-nerka jeram seperti apa yang akan kami hadapi selanjutnya di depan sana.
Setelah melewati beberapa Jeram yang membuat tubuh dan jantung berguncang keras, akhirnya saya memberanikan diri mencoba menggunakan perahu kayak inflatable double, berdua dengan adik angkatan yang sudah berpengalaman menggunakan perahu ini.
Keputusan ini saya ambil dengan kepercayaan penuh pada rekan dayung saya yang berpengalaman dan mahir dalam melewati jeram.
Rupanya rekan satu perahu saya ini memiliki kesabaran “Tingkat Dewa” dalam memberikan bimbingan kepada senior “newbie”-nya yang membuat kepercayaan diri saya bertambah membuncah dalam pengarungan ini.
Tak henti-hentinya, dia menyemangati saya saat “bermain” dengan jeram cantik, menepis keraguan saya untuk melakukan apa yang harus saya lakukan.
Hal ini yang membuat kami “sukses” melewati jeram-jeram tanpa ampun.
Perahu kayak double memang membuat kita merasa jauh lebih aman dan lebih percaya diri dibandingkan dengan perahu single.
Banyak pembelajaran baru yang bermanfaat, yang saya dapatkan dari pengalaman pengarungan ini.
Tantangan yang paling besar, adalah menstabilkan perahu saat mengarungi jeram dan keberanian kita dalam bertindak di saat “genting”.
Jika kamu ingin mencoba perahu kayak, mulailah dengan perahu double dan partner yang handal dan mau mengajari kita, bagaimana mendayung dengan baik untuk bisa keluar dari “jeratan” jeram.
“Kesepian” dalam Keriuhan Jeram
- Diah Endang