Ayo ! Jaga Kelestarian Budaya Baduy, Nikmati Wisatanya Jaga Kehidupan Lokal dan Alamnya

Perkampungan Baduy Luar
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengaplikasikan dua metode utama, yaitu Tourism Carrying Capacity (TCC) dan System Dynamics (SD). Metode TCC digunakan untuk menentukan batas kapasitas pengunjung yang dapat diterima kawasan Baduy setiap tahunnya, sementara SD digunakan untuk mensimulasikan pembatasan jumlah pengunjung dalam periode sepuluh tahun.

Hasil dari simulasi yang dilakukan dengan menggunakan Model 3 menunjukkan bahwa dengan kebijakan pembatasan pengunjung yang bertahap, jumlah wisatawan yang datang ke Baduy dapat dikendalikan dengan baik. Model ini mengusulkan untuk melakukan penyesuaian harga tiket, perjanjian antara pengelola wisata dan operator tur, serta kesepakatan umpan balik antara pengelola dan pelaku bisnis lokal.

Simulasi dari Model 3 menunjukkan bahwa dengan kebijakan yang diterapkan, jumlah pengunjung yang dibatasi sesuai dengan nilai kapasitas wisata yang telah ditentukan akan tercapai pada tahun ke-10, yaitu pada tahun 2030. Dalam model ini, jumlah pengunjung tahunan yang diizinkan untuk datang adalah sebanyak 16.406 orang, sedangkan kapasitas efektif yang dapat diterima oleh kawasan tersebut adalah 15.612 orang per tahun. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada pembatasan jumlah pengunjung, pendapatan tahunan yang diperoleh dari sektor pariwisata tetap dapat terjaga, memberikan stabilitas ekonomi bagi masyarakat lokal.

Selain itu, model ini juga menyarankan adanya kebijakan pembatasan pengunjung yang dilakukan secara bertahap setiap tahunnya. Hal ini memungkinkan pengelola dan komunitas untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat tingginya kunjungan wisatawan.

Salah satu tujuan utama dari penerapan model pembatasan ini adalah untuk meningkatkan ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat Baduy. Dengan adanya stabilitas jumlah pengunjung, pendapatan dari sektor pariwisata dapat lebih terjamin dan merata. Masyarakat Baduy yang bergantung pada sektor pariwisata sebagai salah satu sumber penghidupan utama akan merasakan manfaat dari kebijakan ini.

Di samping itu, pembatasan jumlah pengunjung juga diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitar, yang menjadi bagian integral dari keberlanjutan budaya Baduy. Tanpa adanya pembatasan yang jelas, kawasan Baduy berisiko mengalami kerusakan ekologis yang dapat merusak keberlanjutan tempat ini sebagai tujuan wisata budaya.

Dalam rangka memastikan kelangsungan kebijakan ini, perlu adanya kolaborasi yang erat antara pengelola wisata, pemerintah daerah, operator tur, serta masyarakat lokal. Kesepakatan antara pihak-pihak tersebut sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang seimbang antara kepentingan pariwisata dan pelestarian budaya. Pengelola wisata juga perlu melakukan pendekatan yang lebih bijaksana terhadap wisatawan, memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga tradisi dan lingkungan sekitar.