Kiyosaki Penulis Buku "Rich Dad Poor Dad": Menabung adalah Perbuatan Bodoh, Ini Alasannya

Robert Kyosaki
Sumber :
  • StartUp

Malang, WISATA - Robert Kiyosaki, penulis terkenal buku "Rich Dad Poor Dad", membuat pernyataan kontroversial dengan mengatakan bahwa menabung adalah perbuatan bodoh. Bagi banyak orang, menabung adalah langkah bijak untuk mengamankan masa depan finansial. Namun, Kiyosaki menawarkan perspektif yang berbeda yang membuat kita mempertanyakan pandangan tradisional tentang keuangan pribadi. Mengapa Kiyosaki memiliki pandangan seperti ini? Berikut adalah beberapa alasan yang diuraikannya dan bagaimana kita dapat memahami konsep ini dengan lebih baik.

1. Inflasi Menggerogoti Nilai Tabungan

Menurut Kiyosaki, inflasi adalah salah satu alasan utama mengapa menabung bukanlah strategi yang efektif untuk menjaga kekayaan. Inflasi mengurangi daya beli uang dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, jika inflasi tahunan rata-rata adalah 3%, maka uang yang ditabung akan kehilangan 3% dari nilainya setiap tahun. Hal ini berarti bahwa tabungan yang hanya disimpan di bank akan semakin berkurang nilainya seiring waktu.

Data Statistik

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,51%. Angka ini menunjukkan bahwa inflasi dapat secara signifikan mengurangi daya beli uang yang ditabung.

2. Bunga Bank Tidak Mencukupi

Kiyosaki juga mengkritik bunga tabungan yang ditawarkan oleh bank. Bunga yang diberikan seringkali tidak cukup untuk mengimbangi laju inflasi. Sebagai contoh, jika bank menawarkan bunga tabungan sebesar 2% per tahun sementara inflasi adalah 3%, maka nilai riil dari tabungan tersebut sebenarnya mengalami penurunan sebesar 1% setiap tahunnya.

Data Statistik

Bank Indonesia melaporkan bahwa rata-rata suku bunga tabungan di Indonesia pada tahun 2022 adalah sekitar 1,5% per tahun. Ini berarti tabungan di bank tidak cukup untuk melawan inflasi, apalagi untuk menghasilkan kekayaan.

3. Peluang Investasi yang Lebih Menguntungkan

Alih-alih menabung, Kiyosaki mendorong orang untuk berinvestasi. Investasi dalam aset seperti saham, properti, atau bisnis dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menyimpan uang di bank. Menurutnya, investasi dapat membantu menciptakan aliran pendapatan pasif yang dapat meningkatkan kekayaan secara signifikan.

Data Statistik

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh sebesar 10,1% pada tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa berinvestasi di pasar saham dapat memberikan pengembalian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bunga tabungan di bank.

4. Pendidikan Finansial yang Kurang

Kiyosaki menekankan pentingnya pendidikan finansial. Menurutnya, banyak orang menabung karena mereka tidak tahu alternatif lain yang lebih baik. Dengan meningkatkan literasi finansial, seseorang dapat memahami berbagai opsi investasi yang tersedia dan memilih yang paling sesuai dengan tujuan keuangan mereka.

Data Statistik

Survei literasi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38,03%. Ini menandakan bahwa banyak orang masih kurang memahami cara mengelola keuangan mereka dengan efektif.

5. Risiko Menyimpan Uang dalam Jumlah Besar

Menyimpan uang dalam jumlah besar di satu tempat juga berisiko. Kiyosaki mengingatkan bahwa kejadian tak terduga seperti krisis ekonomi atau kebangkrutan bank dapat menyebabkan hilangnya tabungan. Oleh karena itu, diversifikasi aset dalam berbagai bentuk investasi adalah strategi yang lebih aman dan cerdas.

Data Statistik

Menurut laporan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah klaim penjaminan simpanan di Indonesia pada tahun 2022 meningkat sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa risiko kehilangan tabungan karena kejadian tak terduga adalah nyata.

Pernyataan Robert Kiyosaki bahwa menabung adalah perbuatan bodoh mungkin mengejutkan bagi banyak orang, namun ada logika di balik pandangannya. Inflasi yang menggerogoti nilai uang, bunga bank yang tidak mencukupi, peluang investasi yang lebih menguntungkan, kurangnya pendidikan finansial, dan risiko menyimpan uang dalam jumlah besar adalah alasan-alasan utama yang diuraikan Kiyosaki. Dengan memahami dan mengevaluasi pandangan ini, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan cerdas.