Rumi - “Jiwaku berasal dari tempat lain, pasti, dan aku berniat untuk mengakhirinya di sana”

Jalaludin Rumi (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan mistikus sufi yang terkenal dari abad ke-13, telah menginspirasi banyak orang melalui kata-kata bijaknya yang penuh makna. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah, “Jiwaku berasal dari tempat lain, pasti, dan aku berniat untuk mengakhirinya di sana.” Kutipan ini membawa kita pada refleksi mendalam tentang asal usul jiwa, tujuan hidup, dan perjalanan spiritual. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam makna dari kutipan ini, memahami konteks kehidupan Rumi, dan melihat relevansinya dalam kehidupan modern.

Latar Belakang Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi lahir pada 30 September 1207 di Balkh, yang kini merupakan bagian dari Afghanistan. Rumi adalah seorang penyair, cendekiawan, dan sufi besar yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, Turki. Karya-karyanya telah mempengaruhi berbagai budaya dan tradisi di seluruh dunia. Pertemuan Rumi dengan Shams Tabrizi, seorang darwis yang menjadi sahabat dan mentornya, merupakan titik balik yang signifikan dalam hidupnya, menginspirasi banyak karyanya yang penuh dengan kebijaksanaan dan pencerahan spiritual.

Makna Kutipan “Jiwaku berasal dari tempat lain, pasti, dan aku berniat untuk mengakhirinya di sana”

Kutipan ini mengandung beberapa lapisan makna yang mendalam, yang dapat membantu kita memahami pandangan Rumi tentang jiwa, kehidupan, dan tujuan spiritual. Berikut adalah beberapa interpretasi dari kutipan tersebut:

1. Asal Usul Spiritual

Rumi percaya bahwa jiwa manusia berasal dari dunia spiritual yang lebih tinggi. Kutipan ini menekankan keyakinan bahwa kita semua memiliki asal usul yang suci dan ilahi. Rumi mengajak kita untuk mengingat asal usul kita dan menyadari bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dan lebih suci daripada kehidupan duniawi kita.

2. Tujuan Hidup

Dalam kutipan ini, Rumi menyiratkan bahwa tujuan hidup kita adalah untuk kembali ke asal usul spiritual kita. Perjalanan hidup ini bukan hanya tentang pencapaian duniawi, tetapi juga tentang pencarian spiritual dan pertumbuhan jiwa. Rumi mengajarkan bahwa kita harus berusaha untuk kembali ke keadaan spiritual yang murni dan suci.

3. Perjalanan Spiritual

Kutipan ini juga menyoroti pentingnya perjalanan spiritual. Rumi melihat hidup sebagai sebuah perjalanan untuk kembali ke asal usul kita. Dia mengajak kita untuk terus mencari dan mengejar pencerahan spiritual, untuk kembali ke tempat asal kita yang penuh dengan kedamaian dan kebijaksanaan.

4. Kesadaran akan Jiwa

Rumi mengingatkan kita untuk selalu sadar akan keberadaan jiwa kita. Kesadaran ini akan membantu kita menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan bermakna. Dengan memahami bahwa jiwa kita berasal dari tempat yang suci, kita akan lebih menghargai hidup dan berusaha untuk menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai spiritual.

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Kutipan ini sangat relevan dalam kehidupan modern yang sering kali sibuk dan penuh tekanan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana kita dapat menerapkan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mencari Makna Hidup

Dalam kehidupan modern yang sering kali fokus pada pencapaian materi, penting untuk mengingat bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah pencarian makna dan pencerahan spiritual. Dengan mengingat asal usul jiwa kita, kita dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna dan berfokus pada pertumbuhan spiritual.

2. Kesadaran Diri

Kutipan ini mengajak kita untuk selalu sadar akan keberadaan jiwa kita. Dengan kesadaran diri yang tinggi, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan hidup yang lebih selaras dengan nilai-nilai spiritual.

3. Menghadapi Tantangan Hidup

Kehidupan modern penuh dengan tantangan dan tekanan. Dengan mengingat bahwa jiwa kita berasal dari tempat yang suci, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan bijaksana. Kesadaran akan asal usul spiritual kita akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi setiap rintangan dengan lebih baik.

Karya-Karya Utama Rumi

Rumi meninggalkan banyak karya besar yang terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Beberapa karya utamanya antara lain:

  • Masnavi: Sebuah karya epik dalam bentuk puisi yang mengandung ajaran-ajaran sufisme.
  • Diwan-e Shams-e Tabrizi: Kumpulan puisi yang didedikasikan untuk sahabat dan mentornya, Shams Tabrizi.
  • Fihi Ma Fihi: Koleksi prosa yang berisi ceramah-ceramah Rumi.

Kutipan “Jiwaku berasal dari tempat lain, pasti, dan aku berniat untuk mengakhirinya di sana” dari Rumi mengandung makna yang sangat mendalam tentang kehidupan dan bagaimana kita memahami asal usul dan tujuan jiwa kita. Rumi mengajarkan kita untuk selalu ingat bahwa jiwa kita berasal dari tempat yang suci dan tujuan hidup kita adalah untuk kembali ke asal usul spiritual tersebut.

Melalui ajaran-ajarannya, Rumi menginspirasi kita untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan penuh dengan pencarian spiritual. Dengan mengikuti ajaran-ajarannya, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam setiap aspek kehidupan kita.