Kritik Para Filsuf terhadap "Nikomakhos Etika" Aristoteles

Socrates Berbincang dengan Aristoteles (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Kritik Terhadap Pandangan Tentang Keadilan

Aristoteles membagi keadilan menjadi keadilan distributif dan korektif. John Rawls, seorang filsuf politik modern, mengkritik pandangan ini dengan teori keadilannya sendiri yang dikenal sebagai "Keadilan sebagai Keadilan Sejajar." Rawls berargumen bahwa keadilan harus dilihat sebagai prinsip yang mendukung kebebasan dan kesetaraan maksimal, yang memberikan keuntungan terbesar kepada mereka yang paling tidak beruntung dalam masyarakat. Pandangan ini berbeda dengan pandangan Aristoteles yang lebih fokus pada keseimbangan dan harmoni sosial.

Kritik Terhadap Pendekatan Empiris

Pendekatan empiris Aristoteles dalam memahami etika juga dikritik oleh filsuf seperti David Hume. Hume, seorang empiris skeptis, berpendapat bahwa pengalaman dan pengamatan tidak cukup untuk membangun dasar etika yang kuat. Menurut Hume, perasaan dan emosi manusia memainkan peran penting dalam menentukan tindakan moral, yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh analisis empiris Aristoteles.

Relevansi Kritik dalam Konteks Modern

Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa "Nikomakhos Etika" meskipun menjadi salah satu karya monumental dalam filsafat moral, tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan. Kritik-kritik tersebut membantu kita memahami kompleksitas etika dan mendorong pengembangan teori-teori etika yang lebih komprehensif dan relevan dengan konteks zaman modern. Dengan mempertimbangkan kritik-kritik ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang etika dan bagaimana prinsip-prinsip moral dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Nikomakhos Etika" oleh Aristoteles tetap menjadi salah satu karya fundamental dalam sejarah filsafat moral. Namun, kritik dari berbagai filsuf sepanjang sejarah menunjukkan bahwa karya ini bukanlah doktrin yang sempurna dan tidak bisa dipertanyakan. Dengan mengkaji kritik-kritik tersebut, kita tidak hanya menghargai warisan intelektual Aristoteles tetapi juga memperluas wawasan kita dalam mencari pemahaman etika yang lebih holistik dan dinamis.