Keranjang Berusia 2.400 Tahun Masih Berisi Buah-buahan Ditemukan di Kota Mesir yang Terendam
- Facebook/archaeologyworldwide.com
Benda lain yang ditemukan di atau sekitar tumulus termasuk tembikar kuno, artefak perunggu, dan patung yang menggambarkan dewa Mesir Osiris.
“Kami menemukan ratusan deposit yang terbuat dari keramik,” kata Goddio. “Satu di atas yang lain. Ini keramik impor, gambarnya berwarna merah di atas hitam.”
Thônis-Heracleion didirikan sekitar abad kedelapan SM. Menurut situs Goddio, kota ini berfungsi sebagai ‘pelabuhan masuk wajib ke Mesir bagi semua kapal yang datang dari dunia Yunani’ sebelum berdirinya Alexandria sekitar tahun 331 SM.
Pusat perdagangan yang ramai ini mencapai puncaknya antara abad keenam dan keempat SM. Bangunan-bangunan tersebar di sekitar kuil pusat, dengan sistem kanal yang menghubungkan berbagai bagian kota. Rumah dan bangunan keagamaan lainnya berdiri di pulau dekat jantung Thônis-Heracleion.
Dulunya merupakan pusat perdagangan maritim, kota ini tenggelam ke Laut Mediterania pada abad ke-8 M. Beberapa sejarawan mengaitkan jatuhnya kota metropolitan ini dengan naiknya permukaan laut dan runtuhnya sedimen yang tidak stabil. Yang lain berpendapat bahwa gempa bumi dan gelombang pasang menyebabkan bagian Delta Nil seluas 42 mil persegi runtuh ke laut.
Para ahli pernah mengira bahwa Heracleion—yang dirujuk oleh sejarawan Yunani Herodotus pada abad ke-5 SM—adalah kota yang terpisah dari Thônis, yang sebenarnya merupakan nama Mesir untuk situs tersebut. Sebuah tablet yang ditemukan oleh tim Goddio pada tahun 2001 membantu para peneliti menyimpulkan bahwa kedua lokasi tersebut adalah satu dan sama.
Memulihkan benda-benda dari reruntuhan Thônis-Heracleion adalah tugas yang sangat melelahkan karena lapisan sedimen pelindung yang menutupinya.