Signifikansi Konsepsi "Wahdat al-Wujud" Ibnu Arabi dalam Mistisisme Islam

Ibnu Arabi (1165-1240 M)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Bagi para sufi, konsep "Wahdat al-Wujud" tidak hanya merupakan konsep intelektual, tetapi juga pengalaman langsung yang diperoleh melalui praktik spiritual. Dalam keadaan ekstasis atau pengalaman mistis, para sufi merasakan penyatuan atau kesatuan dengan Tuhan, di mana batas antara diri mereka dan Yang Maha Kuasa menjadi kabur atau bahkan lenyap sama sekali. Ini merupakan puncak dari pencarian spiritual mereka.

Pengaruh dalam Pemikiran Islam

Konsep "Wahdat al-Wujud" telah memiliki pengaruh yang luas dalam pemikiran Islam, khususnya dalam bidang mistisisme dan filsafat. Meskipun tidak semua ulama atau cendekiawan setuju dengan konsep ini, namun pengaruhnya dapat dirasakan dalam karya-karya banyak pemikir dan sufi terkemuka dalam sejarah Islam. Konsep ini telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian yang luas di antara para sarjana Islam.

Relevansi dalam Zaman Modern

Meskipun konsep "Wahdat al-Wujud" berasal dari masa lampau, namun ia tetap relevan dalam konteks zaman modern. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi secara global, pemahaman akan kesatuan eksistensi dapat membantu individu untuk mengatasi perpecahan dan konflik, serta meresapi kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan mereka.

Dalam penutup, konsep "Wahdat al-Wujud" Ibnu Arabi memiliki signifikansi yang mendalam dalam mistisisme Islam, khususnya dalam tradisi tasawuf atau sufisme. Pengertian akan kesatuan eksistensi ini bukan hanya merupakan konsep intelektual, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam bagi para sufi. Meskipun kontroversial, konsep ini terus mempengaruhi pemikiran dan praktik spiritual dalam Islam hingga hari ini.