Apakah Makan sebelum Tidur Itu Buruk? Inilah 3 Risiko Makan sebelum Tidur (2)

Mie Seringkali Dimakan Malam Hari Kala Perut Lapar
Sumber :
  • pixabay

Malang, WISATA – Setelah Anda mengetahui manfaat makan sebelum tidur, tentu ada sisi sebaliknya mengenai efek atau risiko yang terjadi bila makan sebelum tidur.

Pakar kesehatan menyarankan untuk tidak makan makanan lengkap atau berat menjelang waktu tidur. Mengonsumsi makanan dalam porsi besar menjelang waktu tidur dapat memengaruhi pencernaan dan kualitas tidur. Seiring berjalannya waktu, mengonsumsi sebagian besar asupan makanan sehari-hari seseorang di sore hari juga dapat memicu terjadinya obesitas.

Dilansir dari sleepfoundation.org, inilah risiko makan sebelum tidur:

1. Refluks Gastroesofageal, Refluks Asam dan Mulas

Makan terlalu dekat dengan waktu tidur berhubungan dengan gastroesophageal reflux (GER), disebut juga acid reflux atau gangguan pencernaan asam. GER terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Kerongkongan adalah saluran yang bertanggung jawab untuk mengantarkan makanan dari mulut ke lambung. 

Kumpulan otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES) memisahkan lambung dari kerongkongan. Jika LES tidak menutup dengan benar, esofagus bisa teriritasi karena isi lambung yang kembali. Ketika seseorang langsung berbaring setelah makan, isi lambung dapat menekan LES dan menyebabkan naiknya asam lambung. 

GER dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri, seperti mulas. Sakit maag adalah rasa nyeri seperti terbakar di dada yang biasanya muncul dari perut. Gejala umum GER lainnya adalah mual, sensasi makanan tersangkut di dada, dan rasa asam lambung di mulut. 

Untuk mengurangi risiko GER, mulas dan gejala terkait, para ahli menyarankan untuk tidak berbaring telentang segera setelah makan. Selain itu, para ahli menyarankan masyarakat untuk menghindari makan penuh dua hingga empat jam sebelum tidur.

2. Kualitas Tidur yang Buruk

Makan terlalu banyak menjelang waktu tidur dapat memengaruhi kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berkalori tinggi dengan banyak lemak atau karbohidrat kurang dari satu jam sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Sebaliknya, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat setidaknya empat jam sebelum tidur dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk terjaga di tempat tidur sebelum tidur.

Makan tepat sebelum tidur juga bisa membuat seseorang terbangun di tengah malam. Sebuah penelitian menemukan bahwa partisipan yang makan atau minum kurang dari satu jam sebelum tidur jauh lebih mungkin untuk terbangun setelah tertidur dibandingkan orang yang mengonsumsi sesuatu dua jam atau lebih sebelum tidur.

3. Kegemukan

Hubungan antara makan menjelang waktu tidur dan obesitas sangatlah rumit. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa makan larut malam dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas, hal ini mungkin sangat bergantung pada jenis makanan dan ukuran porsi.

Orang dewasa harus mengonsumsi jumlah kalori yang ditargetkan setiap hari, berdasarkan usia, tingkat aktivitas dan faktor individu lainnya. Jika makan atau ngemil di malam hari membuat asupan kalori seseorang melebihi jumlah yang ditargetkan, mereka mungkin berisiko mengalami kenaikan berat badan dan obesitas. Namun mengonsumsi camilan kecil di malam hari yang kaya nutrisi ternyata bisa bermanfaat bagi kesehatan seseorang. 

Yang penting, risiko obesitas dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar konsumsi makanan. Ini termasuk kondisi kesehatan lainnya, stres, pengobatan, kebiasaan olahraga, dan genetika

Malang, WISATA – Setelah Anda mengetahui manfaat makan sebelum tidur, tentu ada sisi sebaliknya mengenai efek atau risiko yang terjadi bila makan sebelum tidur.

Pakar kesehatan menyarankan untuk tidak makan makanan lengkap atau berat menjelang waktu tidur. Mengonsumsi makanan dalam porsi besar menjelang waktu tidur dapat memengaruhi pencernaan dan kualitas tidur. Seiring berjalannya waktu, mengonsumsi sebagian besar asupan makanan sehari-hari seseorang di sore hari juga dapat memicu terjadinya obesitas.

Dilansir dari sleepfoundation.org, inilah risiko makan sebelum tidur:

1. Refluks Gastroesofageal, Refluks Asam dan Mulas

Makan terlalu dekat dengan waktu tidur berhubungan dengan gastroesophageal reflux (GER), disebut juga acid reflux atau gangguan pencernaan asam. GER terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Kerongkongan adalah saluran yang bertanggung jawab untuk mengantarkan makanan dari mulut ke lambung. 

Kumpulan otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES) memisahkan lambung dari kerongkongan. Jika LES tidak menutup dengan benar, esofagus bisa teriritasi karena isi lambung yang kembali. Ketika seseorang langsung berbaring setelah makan, isi lambung dapat menekan LES dan menyebabkan naiknya asam lambung. 

GER dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri, seperti mulas. Sakit maag adalah rasa nyeri seperti terbakar di dada yang biasanya muncul dari perut. Gejala umum GER lainnya adalah mual, sensasi makanan tersangkut di dada, dan rasa asam lambung di mulut. 

Untuk mengurangi risiko GER, mulas dan gejala terkait, para ahli menyarankan untuk tidak berbaring telentang segera setelah makan. Selain itu, para ahli menyarankan masyarakat untuk menghindari makan penuh dua hingga empat jam sebelum tidur.

2. Kualitas Tidur yang Buruk

Makan terlalu banyak menjelang waktu tidur dapat memengaruhi kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berkalori tinggi dengan banyak lemak atau karbohidrat kurang dari satu jam sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Sebaliknya, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat setidaknya empat jam sebelum tidur dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk terjaga di tempat tidur sebelum tidur.

Makan tepat sebelum tidur juga bisa membuat seseorang terbangun di tengah malam. Sebuah penelitian menemukan bahwa partisipan yang makan atau minum kurang dari satu jam sebelum tidur jauh lebih mungkin untuk terbangun setelah tertidur dibandingkan orang yang mengonsumsi sesuatu dua jam atau lebih sebelum tidur.

3. Kegemukan

Hubungan antara makan menjelang waktu tidur dan obesitas sangatlah rumit. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa makan larut malam dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas, hal ini mungkin sangat bergantung pada jenis makanan dan ukuran porsi.

Orang dewasa harus mengonsumsi jumlah kalori yang ditargetkan setiap hari, berdasarkan usia, tingkat aktivitas dan faktor individu lainnya. Jika makan atau ngemil di malam hari membuat asupan kalori seseorang melebihi jumlah yang ditargetkan, mereka mungkin berisiko mengalami kenaikan berat badan dan obesitas. Namun mengonsumsi camilan kecil di malam hari yang kaya nutrisi ternyata bisa bermanfaat bagi kesehatan seseorang. 

Yang penting, risiko obesitas dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar konsumsi makanan. Ini termasuk kondisi kesehatan lainnya, stres, pengobatan, kebiasaan olahraga, dan genetika

 

Â