Seneca: Kekayaan Tidak Mengakhiri Masalah, Hanya Mengubah Bentuknya

- Image Creator/Handoko
Banyak orang hidup dalam penundaan kebahagiaan. Mereka berkata, “Saya akan tenang setelah punya rumah,” atau, “Saya akan bahagia setelah punya tabungan satu miliar.” Namun ketika semua itu tercapai, kebahagiaan tidak kunjung hadir. Yang muncul justru target baru, tekanan baru, dan kecemasan baru.
Seneca melihat fenomena ini sebagai bentuk kebutaan rohani. Kita terus-menerus berlari, mengejar sesuatu yang tak pernah cukup. Kekayaan dijadikan jembatan menuju kebahagiaan, padahal kebahagiaan sejati berasal dari dalam, bukan dari luar.
Uang Bisa Membeli Kenyamanan, Bukan Kedamaian
Tidak bisa dipungkiri, uang membawa banyak manfaat. Ia bisa menyediakan makanan bergizi, tempat tinggal nyaman, pendidikan terbaik, dan pelayanan kesehatan yang memadai. Namun, uang tidak bisa membeli:
- Sahabat sejati
- Cinta yang tulus
- Kepercayaan orang lain
- Waktu bersama keluarga yang berkualitas
- Rasa cukup dalam hati
- Tidur yang nyenyak di malam hari
Inilah yang ingin ditekankan oleh Seneca. Ketika kekayaan menjadi tujuan utama hidup, manusia justru kehilangan hal-hal yang paling penting dan paling esensial.
Mengapa Kekayaan Memunculkan Masalah Baru?