Seneca: “Tarik Dirimu ke Dalam, Sedalam yang Kamu Bisa”

- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Dalam hiruk-pikuk dunia modern yang dipenuhi notifikasi tanpa henti, pekerjaan yang menumpuk, dan tekanan sosial dari berbagai arah, suara hati sering kali terkubur. Di tengah kondisi ini, filsuf Stoik Romawi, Seneca, mengingatkan kita untuk berhenti sejenak dan masuk kembali ke dalam diri:
“Withdraw into yourself, as far as you can.”
(Tariklah dirimu ke dalam, sedalam yang kamu bisa.)
Nasihat ini sederhana, namun memiliki makna yang sangat dalam. Seneca tidak sedang menyarankan kita untuk melarikan diri dari dunia, melainkan mengajak untuk melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri sebagai bentuk penyembuhan dan penemuan makna hidup.
Dunia Luar Sibuk, Dunia Dalam Terlupakan
Setiap hari kita disibukkan dengan tugas, harapan orang lain, berita negatif, dan kekhawatiran akan masa depan. Kita terlalu sering menengok ke luar, tapi lupa menengok ke dalam. Padahal, sumber ketenangan dan kekuatan sejati ada di dalam diri, bukan di luar.
Seneca mengajarkan bahwa ketika dunia luar terlalu bising, beristirahat di dalam diri adalah bentuk perlawanan paling damai. Di sanalah kita bisa menemukan kembali arah, merawat luka batin, dan memperkuat pondasi ketenangan yang sejati.
Apa Artinya “Withdraw into Yourself”?
Menarik diri ke dalam bukan berarti menjauhi kehidupan sosial atau menjadi antisosial. Yang dimaksud Seneca adalah membangun kebiasaan reflektif dan kontemplatif—berani duduk diam dengan pikiran dan perasaan sendiri, tanpa gangguan eksternal.
Ini bisa diwujudkan melalui:
- Jurnal pribadi: Menulis pikiran dan emosi setiap hari.
- Meditasi atau perenungan: Duduk tenang beberapa menit untuk menyadari napas dan keadaan batin.
- Detoks digital: Membatasi waktu media sosial dan paparan informasi yang tidak perlu.
- Waktu sunyi: Memberi waktu tanpa distraksi untuk berpikir, merenung, dan mengenal diri.
Mengapa Ini Penting?
Seneca menyadari bahwa kebijaksanaan tidak datang dari keramaian, tetapi dari kesunyian yang produktif. Kita tidak bisa membuat keputusan yang jernih jika terus terganggu oleh hal-hal luar. Menarik diri ke dalam adalah cara untuk menyaring apa yang penting, menenangkan badai emosi, dan kembali melihat dunia dengan mata yang lebih jernih.
Bahkan bagi mereka yang hidup di era modern, kebiasaan ini sangat relevan. Dengan tekanan kerja, ekspektasi sosial, dan krisis identitas yang kerap muncul, menemukan kembali pusat diri adalah kunci kesehatan mental dan emosional.
Menjadi Sahabat Diri Sendiri
Saat menarik diri ke dalam, kita belajar untuk mendengarkan suara hati sendiri. Kita belajar menerima kekurangan, mengakui rasa takut, dan memaafkan diri atas kegagalan. Di sanalah kita menjadi sahabat bagi diri sendiri, bukan musuh.
Seneca percaya bahwa kebahagiaan sejati muncul ketika seseorang berdamai dengan dirinya sendiri. Saat kita tak lagi bergantung pada pujian orang lain, tidak lagi haus validasi eksternal, maka kita bisa hidup dengan damai meski dalam kesederhanaan.
Relevansi di Era Digital
Di era yang serba cepat ini, self-awareness atau kesadaran diri semakin langka. Kita terbiasa sibuk, karena kesibukan memberi ilusi bahwa hidup kita penting. Namun sering kali, kesibukan itu justru menjauhkan kita dari siapa diri kita sebenarnya.
Seneca mengajak kita untuk menantang arus itu. Tariklah dirimu ke dalam, bukan untuk lari, tetapi untuk kembali. Karena hanya mereka yang berani menyelami diri sendiri, yang akan benar-benar kuat saat menghadapi dunia luar.
Kesimpulan: Sunyi yang Menenangkan
Kata-kata Seneca, “Withdraw into yourself, as far as you can,” bukanlah anjuran untuk menyepi selamanya. Justru sebaliknya, ia menyarankan kita untuk rajin membersihkan diri dari keramaian agar bisa kembali ke dunia dengan jiwa yang lebih terang, tenang, dan terarah.
Di dunia yang terus berbicara keras, orang yang mampu mendengarkan keheningan dalam dirinya adalah orang yang paling bijak. Maka, ketika dunia terasa terlalu berat, terlalu ribut, atau terlalu menyesakkan, tariklah diri ke dalam—karena di sanalah kekuatanmu bersembunyi.