Pierre Hadot: Lepas dari Ilusi Kepemilikan, Temukan Kebahagiaan Sejati dari Dalam Diri

Pierre Hadot
Pierre Hadot
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Malang, WISATA – “Jangan terjebak dalam ilusi kepemilikan, karena kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri.” Kutipan ini berasal dari Pierre Hadot, filsuf Prancis yang dikenal karena upayanya menghidupkan kembali filsafat kuno, khususnya Stoicisme, sebagai panduan hidup praktis. Di tengah gaya hidup modern yang sering kali diukur dari apa yang kita miliki—harta, jabatan, dan status sosial—Hadot menyuarakan pesan yang berbeda: bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh apa yang ada di luar diri, melainkan dari ketenangan yang tumbuh di dalam batin.

Hadot, melalui karyanya yang terkenal Philosophy as a Way of Life, mengajak pembaca untuk tidak terjebak dalam pencarian kebahagiaan semu. Ia meyakini bahwa filsafat bukan hanya teori, tetapi latihan jiwa. Dan salah satu latihan terpenting adalah melepaskan keterikatan pada hal-hal yang tidak bisa kita kontrol sepenuhnya—termasuk kepemilikan materi.

Dunia Modern dan Ilusi Kepemilikan

Kita hidup di era konsumtif. Segala sesuatu dinilai dari seberapa banyak yang dimiliki: rumah besar, kendaraan mewah, gadget terbaru, dan popularitas di media sosial. Semua itu seolah menjadi standar kesuksesan dan kebahagiaan. Namun, Pierre Hadot justru melihatnya sebagai jebakan psikologis.

Menurutnya, ketika kita menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu yang bisa hilang—harta, penilaian orang, bahkan hubungan—maka kebahagiaan kita akan rapuh. Satu kehilangan saja bisa membuat hidup terasa hancur. Hadot menyebut ini sebagai "ilusi kepemilikan". Kita merasa memiliki dunia, padahal tidak ada satu pun yang benar-benar bisa kita genggam selamanya.

Menemukan Kebahagiaan dari Dalam

Filsafat kuno, termasuk Stoicisme, mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati adalah autarkeia, yaitu kemandirian batin. Dalam konteks modern, ini berarti memiliki ketenangan dan makna hidup yang tidak bergantung pada kondisi eksternal. Pierre Hadot menekankan bahwa hanya dengan menyadari hal ini, kita bisa benar-benar bebas dari ketakutan kehilangan dan kecemasan masa depan.

Ia mengajak kita untuk membangun kekayaan batin: pikiran yang jernih, hati yang lapang, dan sikap yang penuh penerimaan. Ketika seseorang merasa cukup dengan dirinya sendiri, ia tidak lagi mudah terombang-ambing oleh perubahan dunia luar.

Melepaskan Bukan Berarti Menyerah

Hadot tidak pernah menyuruh kita meninggalkan dunia atau menjadi anti terhadap kemajuan materi. Ia tidak sedang mengajak kita hidup miskin atau menyepi. Sebaliknya, ia menyarankan agar kita tidak melekat secara emosional terhadap apa yang kita miliki.

Contoh sederhananya, kita bisa memiliki mobil, tapi jangan biarkan harga diri kita tergantung pada mobil itu. Kita bisa punya karier cemerlang, tapi jangan biarkan pekerjaan menjadi satu-satunya sumber nilai diri. Sikap ini memberikan ruang untuk hidup lebih tenang, tanpa tekanan untuk terus mengejar dan mempertahankan sesuatu demi validasi sosial.

Latihan Filosofis ala Hadot

Dalam tradisi filsafat kuno yang dihidupkan kembali oleh Hadot, ada sejumlah latihan mental yang bisa membantu kita terlepas dari ilusi kepemilikan:

  • Refleksi harian: Tanyakan pada diri, “Apakah kebahagiaanku hari ini berasal dari luar, atau dari dalam?”
  • Latihan kehilangan imajiner: Bayangkan kehilangan sesuatu yang sangat kamu cintai. Apa yang bisa kamu pelajari dari rasa itu?
  • Menemukan rasa cukup: Sadari bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi. Kebahagiaan bukan soal menambah, tapi sering kali soal mengurangi.

Relevansi di Zaman Sekarang

Dengan semakin banyaknya orang mengalami stres karena tekanan sosial dan ekonomi, pesan Pierre Hadot terasa lebih penting dari sebelumnya. Data dari WHO menunjukkan meningkatnya gangguan kecemasan akibat tekanan gaya hidup modern. Dalam konteks ini, filsafat Hadot menjadi alat pembebas.

Ia mengajarkan bahwa kita punya pilihan untuk hidup lebih tenang: berhenti mengejar validasi luar, dan mulai merawat dunia batin. Dengan begitu, kita bisa hidup lebih otentik dan bahagia tanpa harus selalu "punya lebih banyak".

Penutup: Bebas dari Ilusi, Dekat dengan Diri Sendiri

Kebahagiaan sejati, menurut Pierre Hadot, adalah keadaan di mana kita tidak lagi dikendalikan oleh apa yang bisa hilang. Ia muncul saat kita merasa utuh, cukup, dan tenang—meski dunia luar terus berubah.

Jangan terjebak dalam ilusi kepemilikan, karena kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri.” Kutipan ini adalah pengingat lembut namun kuat, bahwa di tengah dunia yang sibuk mengukur nilai manusia dari apa yang dimilikinya, kita selalu bisa memilih jalan sebaliknya—menemukan makna dan kebahagiaan dari dalam diri sendiri.