Apa Itu Fear-Setting? Teknik Andalan Tim Ferriss Menghadapi Tantangan

Tim Ferriss Tokoh Stoicisme Modern
Tim Ferriss Tokoh Stoicisme Modern
Sumber :
  • Cuplikan layar

Malang, WISATA – Ketika orang-orang berbicara tentang kesuksesan, yang sering muncul adalah motivasi, strategi, dan tujuan hidup. Namun, bagi Tim Ferriss—penulis, pengusaha, sekaligus podcaster ternama—kunci keberhasilan justru terletak pada satu hal yang sering dihindari banyak orang: rasa takut.

Ferriss dikenal luas lewat bukunya The 4-Hour Workweek dan Tools of Titans, dua karya yang bukan hanya mengubah cara orang bekerja, tetapi juga mengubah cara berpikir tentang kehidupan. Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah konsep fear-setting, yaitu sebuah teknik sistematis untuk menghadapi tantangan dan membuat keputusan penting dalam hidup.

Daripada sekadar menetapkan tujuan seperti yang diajarkan dalam metode goal-setting, Ferriss justru mendorong kita untuk menelusuri rasa takut yang tersembunyi di balik setiap ambisi dan keraguan.

Mengenal Fear-Setting

Konsep fear-setting diperkenalkan Ferriss secara luas dalam pidatonya di panggung TED yang telah ditonton jutaan kali. Di sana, ia membeberkan bahwa banyak keputusan besar dalam hidupnya—termasuk saat ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi untuk memulai bisnis sendiri—berasal dari teknik ini.

Fear-setting adalah proses membongkar dan mengurai ketakutan secara rinci. Ini bukan sekadar berpikir positif atau menekan rasa takut. Justru sebaliknya, metode ini mengajak kita untuk menghadapi kemungkinan terburuk secara langsung. Kita diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang saya takutkan? Apa skenario terburuk yang bisa terjadi? Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah atau memperbaiki skenario itu?

Dengan menjawabnya secara jujur dan tertulis, Ferriss percaya kita bisa mendapatkan kejernihan berpikir yang luar biasa.