John Sellars: Hidup yang Baik Bukanlah Tanpa Masalah, Tapi dengan Prinsip yang Jelas

- Cuplikan Layar
Malang, WISATA – “Hidup yang baik bukanlah hidup tanpa masalah, melainkan hidup dengan prinsip yang jelas.” Kutipan ini berasal dari John Sellars, seorang filsuf dan penulis Stoikisme kontemporer yang dikenal melalui karya-karyanya seperti Lessons in Stoicism dan Stoicism and the Art of Happiness. Lewat kalimat sederhana namun dalam itu, Sellars mengajarkan kepada kita bahwa kualitas hidup bukan ditentukan oleh mulus tidaknya perjalanan, tetapi oleh seberapa kuat kita berpegang pada nilai dan prinsip yang benar.
Di tengah dunia modern yang sering kali menuntut kesempurnaan, bebas stres, dan penuh kenyamanan, filosofi ini menghadirkan realitas yang lebih jujur. Masalah dan kesulitan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang menanggapi dan bertindak ketika masalah itu datang.
Prinsip, Bukan Kenyamanan, yang Menentukan Arah Hidup
Stoikisme, sebagaimana dijelaskan oleh John Sellars, tidak pernah mengajarkan untuk menghindari penderitaan. Sebaliknya, filsafat ini mengajarkan untuk mempersiapkan diri agar mampu menanggung penderitaan tersebut dengan martabat. Menurut Sellars, hidup yang baik adalah hidup yang dijalani dengan prinsip yang jelas—sebuah kompas moral yang tidak goyah walau dihadapkan pada badai kehidupan.
Prinsip-prinsip ini bisa berupa integritas, pengendalian diri, kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian. Dalam Stoikisme, kualitas-kualitas tersebut disebut sebagai “kebajikan utama”, dan seseorang yang hidup berdasarkan kebajikan ini akan mencapai eudaimonia—yakni kondisi batin yang bahagia, stabil, dan damai.
Keteguhan di Tengah Tantangan
Sellars menyatakan bahwa tidak ada satu pun manusia yang bisa luput dari persoalan. Namun orang yang memiliki prinsip akan memiliki pijakan yang kuat untuk tetap berdiri, bahkan ketika dunia di sekelilingnya goyah. Ia tidak akan mudah terombang-ambing oleh opini publik, tekanan sosial, atau kegagalan pribadi.
Misalnya, dalam dunia kerja yang kompetitif, seseorang yang berprinsip akan tetap memilih kejujuran meski godaan untuk berbuat curang besar. Dalam hubungan pribadi, ia akan tetap menjaga kesetiaan meskipun menghadapi ketidakpastian. Inilah bentuk nyata dari hidup dengan prinsip yang jelas—menentukan tindakan berdasarkan nilai, bukan situasi.
Mengapa Ini Relevan Hari Ini?
Di era digital seperti sekarang, di mana standar kebahagiaan sering dikaitkan dengan pencapaian materi, validasi sosial, atau gaya hidup yang gemerlap, pesan John Sellars menjadi pembeda. Banyak orang terlihat bahagia di permukaan, namun rapuh di dalam karena hidup tanpa arah yang bermakna.
Filsafat Stoik versi Sellars mengajarkan bahwa kita tidak perlu mengejar hidup yang sempurna. Yang perlu kita bangun adalah karakter yang kuat. Dengan karakter tersebut, kita bisa menjalani hidup dengan tenang, bahkan ketika masalah datang bertubi-tubi.
Stoikisme dan Prinsip Hidup Sehari-hari
Bagi pembaca yang belum mengenal Stoikisme, filsafat ini bukan ajaran eksklusif untuk akademisi atau filsuf. John Sellars justru berupaya agar nilai-nilai Stoik dapat dipahami oleh masyarakat luas dan diterapkan secara praktis. Beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:
- Saat kecewa terhadap sesuatu, tanyakan: apakah ini di luar kendaliku?
- Saat membuat keputusan penting, periksa apakah keputusan itu sesuai dengan nilai yang diyakini.
- Saat hidup terasa berat, sadari bahwa masalah bukan musuh, tapi medan latihan karakter.
Dengan prinsip-prinsip ini, kita tidak hanya akan lebih kuat menghadapi masalah, tetapi juga bisa lebih jujur dan damai menjalani hidup, tanpa merasa harus menjadi sempurna atau disukai semua orang.
Penutup
John Sellars mengajak kita untuk mendefinisikan ulang apa itu “hidup yang baik.” Bukan hidup yang bebas dari masalah atau tanpa tantangan, melainkan hidup yang dijalani dengan prinsip yang konsisten. Ketika kita tahu apa yang kita pegang teguh, maka arah hidup menjadi lebih jelas, dan hati menjadi lebih tenang.
Hidup bukan tentang mencari zona nyaman, melainkan tentang membangun keteguhan batin. Dengan prinsip yang jelas, kita tidak hanya akan bertahan dalam badai, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, bijak, dan utuh.