Filsafat Seneca: Cara Bijak Menjalani Hidup Tanpa Penyesalan

- Cuplikan layar
Dengan menjadikan kebajikan sebagai panduan hidup, kita menghindari keputusan impulsif yang sering kali menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Seperti kata Seneca: “No man is made unhappy by the quality of his life, but by his thoughts about it.”
Terima Apa yang Tidak Bisa Dikendalikan
Kunci penting lain dari ajaran Seneca adalah membedakan antara hal yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, cuaca, opini orang lain, atau bahkan kematian. Tapi kita bisa mengendalikan sikap, keputusan, dan respons kita terhadap keadaan.
Dengan mengembangkan sikap penerimaan (amor fati), kita belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas hal-hal yang sudah terjadi. Penyesalan tidak akan mengubah masa lalu, tapi bisa meracuni masa depan jika tidak kita kendalikan.
Seneca menulis, “He suffers more than necessary, who suffers before it is necessary.” Jangan menderita dua kali—satu kali karena kejadian itu sendiri, dan satu kali lagi karena terus memikirkannya.
Berani Hidup Sesuai Nilai, Meski Tak Populer
Sering kali kita menyesal karena menjalani hidup berdasarkan ekspektasi orang lain. Seneca memperingatkan bahwa hidup yang bergantung pada pengakuan sosial akan membawa penderitaan. Menurutnya, kebebasan sejati datang ketika kita hidup berdasarkan nilai-nilai kita sendiri, bukan pengakuan eksternal.