Berang-berang Terkecil di Dunia Akhirnya Ditemukan Setelah 185 Tahun Hilang

- dailygalaxy.com/Padam Raj Badu
Malang, WISATA – Berang-berang, pemburu yang suka bermain namun terampil ini adalah kunci untuk mengendalikan populasi ikan dan kerang di sungai, danau dan lahan basah. Namun, berang-berang berbulu halus, salah satu dari tiga spesies yang ditemukan di Nepal, menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari penangkapan ikan yang berlebihan, perusakan habitat, polusi dan permintaan bulu mereka. Upaya untuk melindungi hewan-hewan ini dan mendukung masyarakat yang bergantung pada Sungai Karnali Hilir telah mendapatkan momentum melalui projek konservasi khusus.
Menurut Discover Wildlife, WWF bekerja sama erat dengan kepala desa, kelompok masyarakat hutan, pemerintah daerah, dan pejabat kehutanan untuk membuat rencana konservasi. Lima belas Kelompok Pengelola Daerah Aliran Sungai Masyarakat kini memantau sungai untuk mencegah aktivitas ilegal, sementara 375 anggota lokal telah dilatih dalam metode penangkapan ikan berkelanjutan yang menghormati musim pemijahan ikan dan praktik tradisional. Komal Sonaha, seorang advokat konservasi yang berkomitmen, menyatakan, “Saya adalah pejuang berang-berang. Sekarang saya menjalankan berbagai kampanye kesadaran berbasis masyarakat atas nama kelompok pengelola daerah aliran sungai kami.”
Pencapaian paling mencolok dari inisiatif konservasi sejauh ini adalah penemuan kembali berang-berang cakar kecil Asia di Nepal setelah 185 tahun tanpa penampakan yang dikonfirmasi. Spesies ini, berang-berang terkecil di dunia, ditemukan pada bulan November 2024 di dekat pertemuan Sungai Rangun dan Puntara di distrik Dadeldhura. Penampakan berang-berang muda oleh Pejabat Kehutanan Divisi menandakan harapan bagi masa depan spesies tersebut di wilayah tersebut.
Bersamaan dengan berang-berang berbulu halus dan berang-berang Eurasia, kehadiran berang-berang cakar kecil Asia memperkaya keanekaragaman hayati Nepal dan menyoroti pentingnya upaya konservasi yang berkelanjutan. Kembalinya berang-berang cakar kecil Asia memberikan dorongan bagi para peneliti, konservasionis, dan masyarakat lokal yang bekerja sama untuk melestarikan warisan alam daerah aliran sungai Karnali.
Untuk memandu dan memperluas upaya ini, Rencana Aksi Konservasi Berang-berang sedang dikembangkan, yang bertujuan untuk mengoordinasikan perlindungan berang-berang dan habitatnya di seluruh Nepal. Pendekatan terpadu WWF menyeimbangkan kebutuhan ekologis dengan mata pencaharian masyarakat Pribumi, mendorong model pengelolaan kolaboratif yang dapat menjadi cetak biru bagi wilayah lain.
Melalui peningkatan kesadaran, dukungan terhadap praktik berkelanjutan, dan pelibatan masyarakat lokal dalam sains dan pemantauan, projek ini menetapkan jalur yang menjanjikan bagi berang-berang dan ekosistem tempat mereka tinggal.