Seneca: Kebahagiaan Tak Akan Pernah Mampir Pada Mereka yang Terasing dari Kebenaran

Seneca
Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

 

Jakarta, WISATA — Filsuf Stoik ternama asal Romawi, Lucius Annaeus Seneca, pernah mengungkapkan sebuah pandangan mendalam mengenai hakikat kebenaran dan kebahagiaan:
“No one can be happy who has been thrust outside the pale of truth. And there are two ways that one can be removed from this realm: by lying, or by being lied to.”
(Tak ada seorang pun yang bisa bahagia jika ia telah terusir dari ranah kebenaran. Dan ada dua cara seseorang terusir dari sana: dengan berbohong, atau dibohongi.)

Kebenaran: Pilar Utama Kebahagiaan

Dalam pandangan filsafat Stoik, kebenaran adalah fondasi utama kebijaksanaan dan kedamaian batin. Seneca percaya bahwa tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keterikatan pada kebenaran. Orang yang hidup dalam kebohongan, baik karena ia menipu atau tertipu, akan terlepas dari harmoni batin yang sejati.

Mengapa kebenaran sedemikian penting? Karena ia adalah jangkar yang membuat pikiran manusia tetap jernih, stabil, dan utuh. Sebaliknya, kebohongan menciptakan kegelisahan, ketidakpastian, dan pada akhirnya — penderitaan.

Bohong dan Dibohongi: Dua Jalan Menuju Derita

Seneca menunjukkan bahwa terasing dari kebenaran dapat terjadi melalui dua jalan: