Jules Evans: “Kita Belajar Mengendalikan Diri Bukan untuk Mengekang Hidup, Tetapi untuk Membebaskannya”

Jules Evans
Jules Evans
Sumber :
  • Cuplikan layar

Dalam buku dan ceramahnya, Evans menekankan bahwa kebiasaan sehari-hari seperti meditasi, menulis jurnal, hingga rutinitas tidur yang teratur, semuanya adalah bentuk disiplin kecil yang berdampak besar. “Mengendalikan diri bukan menolak kesenangan, tapi memilih kesenangan yang lebih tinggi dan berkelanjutan,” tulisnya.

Stoikisme dan Kebebasan Batin

Pemikiran Evans banyak terinspirasi oleh tokoh Stoik seperti Epictetus dan Marcus Aurelius. Bagi mereka, manusia sejati adalah mereka yang mampu mengendalikan reaksi terhadap dunia luar, bukan sekadar mengejar kesenangan atau menghindari rasa sakit.

Evans menerjemahkan ajaran ini ke dalam konteks modern, di mana pengendalian diri menjadi bentuk kebebasan spiritual dari tekanan sosial, konsumerisme, dan adiksi digital. Ia mengingatkan, “Kita tidak bisa mengendalikan dunia, tetapi kita bisa mengendalikan cara kita merespons dunia.”

Tantangan di Zaman Serba Instan

Di tengah budaya instan dan algoritma media sosial yang dirancang untuk memanipulasi perhatian, pengendalian diri adalah bentuk perlawanan. Evans menyebutnya sebagai “latihan kebebasan sejati.” Ketika orang lain terjebak dalam reaksi otomatis, mereka yang mampu mengatur diri berdiri dengan tenang dan sadar atas pilihannya.

Ia juga menyatakan bahwa pengendalian diri memberi ruang bagi kreativitas, empati, dan pertumbuhan spiritual. Dengan tidak dikendalikan oleh dorongan sesaat, seseorang memiliki kebebasan untuk membangun hidup yang selaras dengan nilai-nilainya sendiri.