Marcus Aurelius: "Lakukan yang Benar, Selebihnya Tidak Penting" — Panduan Filsafat Stoik untuk Hidup Bermakna

Marcus Aurelius Tokoh Stoic
Marcus Aurelius Tokoh Stoic
Sumber :
  • Traderu

Contoh Kasus Kehidupan Sehari-hari

Bayangkan seorang jurnalis yang menolak menyebarkan berita palsu meskipun tekanan dari pemilik media sangat besar. Atau seorang karyawan yang tetap jujur dalam laporan keuangan meski rekan-rekannya memanipulasi angka demi bonus besar. Dalam konteks sosial, seorang remaja yang memilih tidak ikut dalam perundungan teman sekelasnya, meskipun ia jadi minoritas.

Dalam ketiga kasus itu, pelaku memilih untuk melakukan hal yang benar. Hasil akhirnya bisa saja tidak memuaskan—mereka bisa dipecat, diasingkan, atau bahkan dicemooh. Tapi menurut Marcus Aurelius, itu tidak penting. Yang penting adalah mereka bertindak sesuai nurani dan nilai kebaikan.

Mengapa "Sisa" Tidak Penting?

Dengan mengatakan “the rest doesn’t matter”, Marcus tidak bermaksud bahwa segala sesuatu di luar diri kita tidak berarti. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa segala hal yang berada di luar kendali kita—opini orang lain, hasil akhir, ketenaran, atau bahkan kegagalan—bukanlah dasar untuk menentukan nilai moral dari tindakan kita.

Kita terlalu sering hidup untuk validasi: jumlah suka di media sosial, pujian dari atasan, atau status sosial yang tersemat di depan nama kita. Padahal, semua itu bisa berubah dalam sekejap, dan sering kali tidak mencerminkan kualitas sejati dari karakter kita.

Filsuf Stoik lainnya, Epictetus, pernah berkata, “Jangan biarkan kemajuanmu tergantung pada opini orang lain.” Marcus Aurelius memperkuat ajaran ini: bahwa fokus kita harus pada hal yang bisa kita kendalikan, yaitu pikiran dan tindakan kita sendiri.