Massimo Pigliucci: “Setiap Hari Adalah Kesempatan untuk Menjadi Lebih Sabar, Lebih Bijaksana, dan Lebih Baik”

- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA – Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, sering kali kita merasa terjebak dalam rutinitas yang tampak tak berarti. Namun, filsuf kontemporer dan pemikir Stoik modern, Massimo Pigliucci, hadir dengan pengingat sederhana namun sangat mendalam:
"Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih sabar, lebih bijaksana, dan lebih baik."
Kutipan ini bukan sekadar motivasi kosong, melainkan sebuah filosofi hidup yang bisa kita terapkan dalam keseharian. Alih-alih berfokus pada hasil besar secara instan, Pigliucci mengajak kita untuk menghargai proses pertumbuhan harian yang lambat namun konsisten.
Stoikisme: Seni Menjadi Lebih Baik Setiap Hari
Massimo Pigliucci adalah salah satu tokoh utama dalam kebangkitan Stoikisme modern. Ia mempopulerkan cara pandang filsuf-filsuf kuno seperti Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca agar relevan di era kini. Dalam Stoikisme, setiap hari dianggap sebagai latihan, bukan pertunjukan. Kita tidak perlu sempurna hari ini, tapi kita dituntut untuk berusaha menjadi lebih baik daripada kemarin.
Dan menjadi lebih baik bukan berarti harus mencetak pencapaian besar. Kadang, hanya dengan belajar bersabar dalam menghadapi kemacetan, menahan diri dari emosi negatif, atau mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh, kita sudah menjalani lompatan besar dalam pengembangan diri.
Tiga Nilai Utama: Sabar, Bijaksana, dan Lebih Baik
Mari kita telaah kutipan Pigliucci ini satu per satu:
1. Lebih Sabar
Dunia saat ini menuntut kecepatan. Namun, banyak hal yang berharga justru datang melalui kesabaran. Dengan bersabar, kita menghindari keputusan tergesa-gesa, menahan amarah, dan memberi ruang bagi refleksi yang lebih dalam.
2. Lebih Bijaksana
Kebijaksanaan tidak datang dari umur, tetapi dari pengalaman yang direnungkan. Dengan menjadikan setiap hari sebagai sarana pembelajaran, kita bisa mengambil hikmah dari kegagalan, kritik, atau bahkan kejadian kecil yang tampaknya sepele.
3. Lebih Baik
Tujuan hidup bukan menjadi sempurna, melainkan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Ini bisa berarti meningkatkan cara kita berbicara, memperbaiki kebiasaan buruk, atau lebih peduli terhadap orang lain.
Menjalani Hidup dengan Kesadaran Harian
Salah satu inti dari filosofi Stoikisme yang dibawa Pigliucci adalah kesadaran penuh terhadap apa yang kita lakukan hari ini. Ia mengajak kita untuk menghargai momen, bukan hanya sebagai jalan menuju masa depan, tetapi sebagai tempat untuk membentuk diri.
“Hidup bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang bagaimana kita menjalani prosesnya hari demi hari,” ungkap Pigliucci dalam bukunya How to Be a Stoic.
Dengan kata lain, setiap pagi adalah peluang baru. Bukan sekadar mengulangi kebiasaan, tetapi memperbaiki dan menyempurnakannya, sekecil apa pun.
Kesalahan Adalah Guru, Bukan Musuh
Dalam proses menjadi lebih baik, tentu kita akan menemui kegagalan. Tapi menurut Pigliucci, itu hal yang wajar. Yang penting bukan seberapa sering kita jatuh, tapi bagaimana kita bangkit dan belajar dari kesalahan tersebut.
"Kesalahan adalah bagian dari latihan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, tapi juga jangan terlalu lunak. Belajarlah dan lanjutkan,” ujar Pigliucci.
Dengan cara pandang ini, kita akan lebih bersikap welas asih terhadap diri sendiri dan orang lain. Kita pun menjadi pribadi yang lebih matang, tidak mudah menghakimi, dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi sekitar.
Penutup: Mulai dari Hari Ini, Mulai dari Diri Sendiri
Jika hidup terasa terlalu kompleks atau membingungkan, kembali saja ke hal-hal sederhana. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah hari ini aku sudah lebih sabar dari kemarin?
- Apakah aku sudah bertindak lebih bijaksana dalam menghadapi masalah?
- Apakah aku sudah melakukan satu hal kecil yang membuatku jadi pribadi lebih baik?
Tidak perlu jawaban sempurna. Yang penting adalah niat untuk bertumbuh. Karena seperti yang ditekankan Massimo Pigliucci, setiap hari adalah kesempatan baru. Jangan sia-siakan.