Menanggapi Hidup dengan Tenang: Pelajaran Stoik dari Pierre Hadot untuk Dunia Modern

- Image Creator Grok/Handoko
Dalam era media sosial dan informasi instan seperti sekarang, banyak dari kita hidup dalam mode reaktif. Kita cepat tersinggung, mudah bereaksi, dan jarang berhenti sejenak untuk berpikir. Setiap notifikasi bisa memicu kecemasan, setiap komentar bisa membakar amarah.
Pierre Hadot mengajarkan bahwa penyebab utama kegelisahan manusia bukan terletak pada kejadian eksternal, melainkan pada cara kita menafsirkan kejadian itu. Dengan kata lain, dunia luar tidak memiliki kuasa penuh atas kedamaian kita—kitalah yang memberi makna dan reaksi terhadapnya.
Ketika kita membiasakan diri untuk menanggapi segala sesuatu dengan tenang, kita menciptakan jarak antara stimulus dan respons. Di situlah ruang kebebasan batin muncul.
Latihan Filsafat: Dari Teori ke Praktik
Pierre Hadot menyebut latihan ini sebagai latihan spiritual—latihan mental yang membentuk kebiasaan batin. Salah satu latihan yang ia sarankan adalah refleksi harian: sebelum tidur, luangkan waktu untuk meninjau kembali hari yang telah dilalui. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya bereaksi terlalu keras terhadap sesuatu yang sebenarnya kecil? Apakah saya sempat mengalahkan amarah saya hari ini?"
Melalui latihan sederhana seperti ini, kita belajar mengembangkan ketahanan emosional. Kita tidak lagi mudah dikendalikan oleh emosi sesaat, tapi menjadi pribadi yang stabil, dewasa, dan sadar.
Kepala dingin dan hati yang lapang bukanlah bawaan lahir. Itu hasil dari latihan terus-menerus untuk mengelola ego, mengamati pikiran, dan menumbuhkan empati.