Jean-Paul Sartre: “Kebebasan Bukan Berarti Bisa Berbuat Sesuka Hati, Melainkan Kemampuan Untuk Memilih Secara Sadar.”

- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Jean-Paul Sartre, seorang filsuf terkemuka dari Prancis, menjadi salah satu tokoh sentral dalam aliran filsafat eksistensialisme yang sangat mempengaruhi pemikiran abad ke-20. Ia sering mengungkapkan ide-ide yang menggugah dan menantang cara pandang kita terhadap kebebasan, tanggung jawab, dan makna hidup. Salah satu kutipannya yang sangat terkenal adalah:
“Kebebasan bukan berarti bisa berbuat sesuka hati, melainkan kemampuan untuk memilih secara sadar.”
Kutipan ini tidak hanya merujuk pada kebebasan dalam pengertian fisik, tetapi juga lebih dalam lagi pada kebebasan mental dan emosional dalam membuat pilihan yang sadar. Sartre menekankan bahwa kebebasan sejati tidak berarti kita bebas untuk bertindak tanpa batas atau tanpa kendali, melainkan kebebasan yang datang dengan kesadaran penuh terhadap tanggung jawab yang kita pikul atas setiap keputusan yang kita buat.
Konsep Kebebasan dalam Filsafat Sartre
Jean-Paul Sartre mengajarkan bahwa kebebasan adalah esensi dari keberadaan manusia. Dalam karyanya yang terkenal, Being and Nothingness (Jati Diri dan Kehampaan), ia mengemukakan bahwa manusia pertama-tama ada, kemudian mereka menciptakan makna hidup mereka sendiri. Sartre menjelaskan bahwa manusia bukanlah makhluk yang diciptakan dengan tujuan atau esensi tertentu. Sebaliknya, kita muncul di dunia ini tanpa makna yang sudah ditentukan sebelumnya. Artinya, kita memiliki kebebasan untuk menentukan siapa kita dan bagaimana kita ingin menjalani hidup kita.
Namun, kebebasan ini bukan kebebasan yang bebas dari segala batasan, seperti yang sering disalahpahami. Sartre menekankan bahwa kebebasan sejati datang dengan kesadaran akan tanggung jawab. Sebagai individu, kita bertanggung jawab atas setiap pilihan yang kita buat, dan kita tidak dapat melepaskan diri dari konsekuensi pilihan tersebut.
Kebebasan sebagai Tanggung Jawab