Belajar Sepanjang Hayat: Mengapa Mengetahui Segalanya Hanya Membuat Kita Berhenti Belajar

Tokoh stoicisme modern Ryan Holiday
Tokoh stoicisme modern Ryan Holiday
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Salah satu ajaran Stoikisme yang ditekankan oleh Ryan Holiday adalah pentingnya kerendahan hati. Kerendahan hati bukan berarti merendahkan diri, melainkan mengakui bahwa selalu ada ruang untuk belajar dan berkembang. Dengan menyadari keterbatasan diri, kita membuka diri untuk menerima kritik, belajar dari pengalaman, dan mencari solusi yang lebih baik.

Bayangkan seorang pemimpin yang merasa dirinya sudah sempurna. Ia akan sulit mendengarkan saran atau masukan dari bawahannya, sehingga keputusan yang diambil menjadi sempit dan tidak inovatif. Sebaliknya, seorang pemimpin yang rendah hati akan terus belajar, terbuka terhadap kritik, dan mampu menginspirasi timnya untuk berkembang bersama.

Pembelajaran sebagai Proses yang Berkelanjutan

Proses belajar tidak pernah berhenti. Mulai dari belajar membaca di bangku sekolah, menimba ilmu di perguruan tinggi, hingga mengikuti kursus dan pelatihan di dunia kerja—semuanya merupakan bagian dari perjalanan hidup yang berkelanjutan. Ryan Holiday mengingatkan bahwa ketika kita berhenti belajar, kita juga berhenti tumbuh.

Dalam dunia yang kompetitif, kemampuan untuk terus belajar menjadi aset yang sangat berharga. Seseorang yang selalu mencari pengetahuan baru akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan, menemukan solusi kreatif, dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Di sisi lain, mereka yang merasa telah menguasai segalanya akan cepat merasa usang dan kesulitan menghadapi kemajuan zaman.

Mengapa Sikap "Saya Sudah Tahu Segalanya" Berbahaya

Ada beberapa alasan mengapa sikap ini sangat berbahaya bagi perkembangan pribadi maupun profesional: