SEBLAK: Hati-Hati.... Konsumsi Seblak, Secara Tidak Langsung Pengaruhi Kesehatan Ginjal

Ilustrasi: Seblak
Ilustrasi: Seblak
Sumber :
  • banyuwangi.viva.co.id/istimewa

Tangerang, WISATA Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Lingga Ramot Gumelar, SpPD, menyatakan, rutin makan seblak atau makanan yang mengandung vetsin lainnya, secara tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan ginjal manusia.

“Bila asupan garam dan gula ini dikonsumsi secara berlebihan, tentunya akan memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” ujar Lingga di Tangerang, Banten, pada hari Kamis (7/2/2025).

Menanggapi kebiasaan masyarakat usia muda yang gemar memakan seblak dan minuman manis, dr. Lingga menyebutkan, makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi dan diabetes.

Saat ini, kasus dua penyakit tersebut terbilang semakin meningkat.

Mengutip data dari International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak yakni 19,5 juta orang.

Jumlah itu diprediksi bakal meningkat jadi 28,6 juta orang pada tahun 2045.

dr. Lingga Ramot Gumelar, SpPD

dr. Lingga Ramot Gumelar, SpPD

Photo :
  • antaranews.com/Hreeloita Dharma Shanti/am
Sementara data Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Survei Nasional tahun 2018, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia, sudah menyentuh angka 34,1 persen.

dr. Lingga menambahkan, kedua penyakit kronis tersebut merupakan pencetus dari terjadinya gagal ginjal, sebab ginjal bakal bekerja lebih keras untuk mengurai segala bentuk racun atau limbah hasil dari makanan yang telah dikonsumsi sebelumnya.

Meski demikian, dr. Lingga menyebutkan, bagian tubuh yang pertama kali terdampak dari keseringan mengonsumsi seblak dan makanan bervetsin lainnya, adalah lambung yang berujung pada gangguan sistem pencernaan, misalnya seperti asam lambung yang meningkat.

“Jika kita memaksakan konsumsi makanan pedas secara berlebihan, tentunya akan menyebabkan iritasi pada lambung. Memang tidak secara langsung ke ginjal, tapi, pencernaan seperti lambung yang justru langsung terdampak,” ungkap dr. Lingga.

Ia menyarankan, agar masyarakat rutin mengonsumsi air putih dan harus mulai mengurangi asupan gula, garam dan lemak secara berlebihan.

Rajin beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, lari kecil atau melakukan kardio bagi masyarakat yang berusia muda, juga disarankan.

“Olahraganya tergantung kelompok usia, ya. Kalau usia 40 tahun ke atas itu harus dibatasi dan lebih ringan saja. Tapi, kalau usianya lebih muda bisa bulu tangkis, basket, sepak bola,” imbuhnya.

(Sumber: antaranews.com)