Dari 4 Jam Kerja hingga Mental Baja: Mengupas Tuntas Rahasia Hidup Tim Ferriss

Tim Ferriss Tokoh Stoicisme Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Namun, kesuksesan Ferriss tidak berhenti di situ. Ia terus mengeksplorasi bagaimana cara hidup yang lebih baik, lebih cerdas, dan lebih bermakna.

Bukan Sekadar 4 Jam Kerja: Filosofi di Balik Produktivitas

Banyak orang salah kaprah menganggap The 4-Hour Workweek hanya mengajarkan cara bekerja sesedikit mungkin. Padahal, inti dari buku ini adalah tentang bagaimana memaksimalkan hasil dengan usaha yang efisien. Ferriss memperkenalkan konsep Pareto Principle atau “aturan 80/20,” di mana 80% hasil biasanya berasal dari 20% usaha.

Ia mendorong orang untuk mengidentifikasi aktivitas yang benar-benar memberikan dampak besar dan mengeliminasi hal-hal yang hanya membuang waktu. Dalam kata lain, bukan soal bekerja lebih sedikit, tetapi bekerja lebih cerdas.

Namun, apa yang membuat Ferriss istimewa adalah ketertarikannya pada pengembangan mental dan emosional, bukan hanya produktivitas teknis. Baginya, keberhasilan sejati adalah keseimbangan antara kinerja optimal dan kesejahteraan mental.

Mental Baja ala Tim Ferriss: Menghadapi Kegagalan dan Ketakutan

Di balik citranya sebagai “guru produktivitas,” Tim Ferriss juga seorang manusia yang pernah menghadapi kegelapan mental. Dalam berbagai kesempatan, ia berbicara secara terbuka tentang perjuangannya melawan depresi dan bahkan pengalaman nyaris bunuh diri di masa mudanya.