Ibnu Sina dan Aristoteles: Membuka Jalan Baru dalam Filsafat dan Kedokteran

Aristoteles dan Ibnu Sina (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Kedokteran: Ibnu Sina dan Pengaruh Aristoteles

Selain filsafat, Ibnu Sina juga menerapkan metode Aristoteles dalam kedokteran. Karya monumentalnya, Al-Qanun fi Al-Tibb (The Canon of Medicine), menjadi referensi utama dalam ilmu kedokteran selama berabad-abad di dunia Islam dan Eropa.

Dalam buku ini, Ibnu Sina menggabungkan pengamatan klinis dengan pendekatan teoritis, sebagaimana yang diajarkan oleh Aristoteles dalam studinya tentang biologi. Ia juga mengembangkan teori tentang keseimbangan humoral, yang menjadi dasar praktik medis di dunia Islam dan Eropa hingga era Renaisans.

Dampak Global Pemikiran Ibnu Sina

Pemikiran Ibnu Sina yang didasarkan pada Aristoteles tidak hanya memengaruhi dunia Islam tetapi juga dunia Barat. Melalui penerjemahan karya-karyanya ke dalam bahasa Latin, gagasan-gagasan Ibnu Sina menjadi landasan bagi perkembangan filsafat skolastik di Eropa.

Tokoh-tokoh seperti Thomas Aquinas dan Albertus Magnus mengacu pada karya Ibnu Sina untuk memperkuat argumen mereka tentang hubungan antara iman dan akal. Hal ini menunjukkan bagaimana pemikiran Aristoteles, melalui interpretasi Ibnu Sina, menjadi jembatan antara tradisi intelektual Islam dan Kristen.

Relevansi Pemikiran Ibnu Sina di Era Modern