Alexander Agung vs Darius III: Bagaimana Kemenangan Gaugamela Mengukuhkan Penguasaan Dunia?

Alexander Agung di Tengah Pasukan
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Pertempuran Gaugamela yang terjadi pada 1 Oktober 331 SM adalah salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah dunia kuno. Alexander Agung, raja Makedonia yang ambisius, berhadapan dengan Darius III dari Kekaisaran Persia dalam sebuah konfrontasi yang menentukan nasib dua kekaisaran. Kemenangan Alexander di Gaugamela tidak hanya mengakhiri kekuasaan Persia, tetapi juga menandai dimulainya era baru di mana Alexander Agung mengukuhkan dirinya sebagai penguasa dunia. Artikel ini akan mengupas bagaimana Alexander memenangkan pertempuran tersebut dan bagaimana peristiwa ini mempengaruhi sejarah dunia.

Latar Belakang Pertempuran Gaugamela

Kekaisaran Persia adalah salah satu kekuatan paling besar di dunia selama berabad-abad, di bawah pimpinan Darius III. Namun, ambisi besar Alexander Agung untuk menaklukkan seluruh dunia yang dikenal pada saat itu, membawa kedua pemimpin tersebut pada konfrontasi di Gaugamela, yang saat ini terletak di wilayah Irak modern. Darius III mengerahkan pasukan dalam jumlah besar, dengan estimasi mencapai antara 100.000 hingga 250.000 prajurit, sementara Alexander hanya memimpin pasukan kecil berjumlah sekitar 47.000 orang.

Strategi Brilian Alexander

  1. Formasi Phalanx dan Penggunaan Kavaleri Alexander Agung dikenal sebagai ahli taktik perang yang cemerlang. Salah satu langkah terpenting dalam kemenangannya di Gaugamela adalah penggunaan formasi phalanx dan kavaleri secara terkoordinasi. Phalanx Makedonia, yang terdiri dari prajurit bersenjata tombak panjang, menjadi tulang punggung pertahanan Alexander, sementara kavaleri yang dipimpin langsung oleh Alexander sendiri melakukan serangan kilat di sayap kanan pasukan Persia.
  2. Serangan Pusat yang Menghancurkan Setelah mengalihkan perhatian pasukan Persia dengan serangan sayap kanan, Alexander melihat kesempatan untuk menyerang pusat pasukan Persia, di mana Darius III berada. Serangan langsung ini mengakibatkan kekacauan dalam barisan Persia, dan Darius dipaksa melarikan diri, yang menyebabkan demoralisasi besar di antara pasukannya.
  3. Penggunaan Medan Perang Pemahaman Alexander terhadap medan perang juga menjadi faktor kunci. Dia memilih area yang memungkinkannya memanfaatkan kecepatan dan kelincahan pasukannya, sementara Darius bergantung pada kereta perang yang lebih berat dan lambat. Kelebihan ini memungkinkan Alexander untuk mengendalikan pertempuran sesuai keinginannya.

Dampak Kemenangan di Gaugamela

Setelah Darius III melarikan diri, pasukan Persia terpecah belah, dan kekuasaan Persia runtuh dalam waktu singkat. Kemenangan ini membuka jalan bagi Alexander untuk menaklukkan seluruh wilayah Persia, termasuk Babilonia, Susa, dan Persepolis. Selain itu, dengan menguasai Persia, Alexander juga mendapatkan kekayaan besar yang dimiliki kekaisaran tersebut, memperkuat posisinya sebagai penguasa dunia.

Kemenangan di Gaugamela mengukuhkan dominasi Alexander atas dunia kuno, dari Yunani hingga India. Kemenangan ini juga mengakhiri dinasti Achaemenid, yang telah memerintah Persia selama lebih dari dua abad, dan menandai dimulainya penyebaran budaya Hellenistik ke wilayah Timur Tengah dan Asia.

Pertempuran Gaugamela adalah momen di mana Alexander Agung mengukuhkan penguasaan dunianya. Dengan strategi yang cerdik dan ketepatan dalam memanfaatkan kelemahan musuh, Alexander berhasil menaklukkan kekuatan terbesar di dunia saat itu. Kemenangan ini tidak hanya mengubah peta politik dunia kuno, tetapi juga memperkenalkan era baru di mana budaya Yunani dan Persia bercampur, menciptakan dunia yang lebih global dan terhubung.