Mencari Kebahagiaan Sejati: Apa yang Disembunyikan Teori Eudaimonia Aristoteles?

Aristoteles sedang Mengajar
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Kontribusi Kebajikan terhadap Kebahagiaan Sejati

Eudaimonia dalam pengertian Aristoteles sangat berkaitan dengan konsep kebajikan. Kebajikan bukan hanya sekadar perbuatan baik atau moralitas yang dangkal, melainkan kebiasaan hidup yang benar, yang dibangun dari latihan dan pembelajaran. Bagi Aristoteles, kebajikan adalah inti dari pencapaian kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kebajikan ini mencakup berbagai hal, mulai dari keadilan, keberanian, hingga kebijaksanaan. Menjadi pribadi yang adil, bijak, dan berani memampukan seseorang untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan cara yang benar, yang pada gilirannya, membawa mereka lebih dekat pada Eudaimonia.

Salah satu contoh praktis dari kebajikan ini adalah bagaimana seseorang dapat menghadapi kesulitan hidup dengan kepala dingin, bertindak dengan kehati-hatian tetapi juga dengan keteguhan hati. Mereka yang telah mengembangkan kebajikan dalam dirinya akan lebih mampu menghadapi cobaan hidup tanpa kehilangan arah, dan inilah yang menurut Aristoteles menjadi dasar dari kebahagiaan sejati.

Eudaimonia sebagai Perjalanan, Bukan Tujuan

Salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi ketika orang berbicara tentang kebahagiaan adalah bahwa kebahagiaan dipandang sebagai suatu tujuan akhir yang harus dicapai. Namun, menurut Aristoteles, Eudaimonia bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dalam satu momen tertentu. Ini adalah perjalanan yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Selama kita terus menjalani kehidupan dengan kebajikan, kita terus mendekati Eudaimonia.

Dalam pandangan ini, kebahagiaan bukanlah titik akhir dari pencarian kita, melainkan sesuatu yang kita temukan dalam proses menjalani kehidupan yang baik. Ini adalah perbedaan besar antara pemahaman modern tentang kebahagiaan dan konsep Eudaimonia Aristoteles. Aristoteles menyarankan bahwa kita tidak boleh mengejar kebahagiaan seperti kita mengejar sesuatu yang material, melainkan kita harus fokus pada bagaimana kita hidup, bagaimana kita bertindak, dan bagaimana kita berpikir setiap hari.