Bagaimana Romawi Membangun Keajaiban Dunia dengan Teknologi Kuno: Fakta Tentang Colosseum

Colosseum Keajaiban Arsitektur Romawi
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Colosseum Romawi, amfiteater terbesar yang pernah dibangun, telah memukau dunia selama hampir dua milenium. Banyak orang mungkin bertanya-tanya, bagaimana mungkin bangsa Romawi, dengan teknologi yang kita anggap kuno, bisa menciptakan struktur sebesar dan sekompleks Colosseum? Sebenarnya, teknologi yang digunakan oleh Romawi dalam membangun Colosseum jauh lebih maju daripada yang kita bayangkan. Fakta-fakta mengejutkan tentang bagaimana Colosseum dibangun membuktikan bahwa bangsa Romawi adalah insinyur yang sangat inovatif dan ahli dalam bidang teknik bangunan.

Fondasi yang Tak Terkalahkan

Untuk memahami bagaimana Romawi mampu membangun Colosseum yang megah, kita harus melihat terlebih dahulu pada fondasi yang digunakan. Colosseum dibangun di atas fondasi beton yang sangat kuat dan tahan lama. Beton yang digunakan oleh Romawi, dikenal sebagai opus caementicium, terdiri dari campuran kapur, air, batu pecah, dan abu vulkanik. Abu vulkanik, atau pozzolana, memberikan kekuatan luar biasa pada beton ini, membuatnya jauh lebih tahan lama dibandingkan beton modern yang kita gunakan saat ini.

Fondasi Colosseum sedalam sekitar 12 meter, yang dirancang untuk menahan berat struktur yang sangat besar. Beton Romawi, meskipun tampak sederhana, adalah salah satu teknologi paling revolusioner pada zamannya. Bahkan hingga hari ini, insinyur modern masih mempelajari rahasia beton Romawi yang memungkinkan bangunan seperti Colosseum tetap bertahan selama ribuan tahun.

Penggunaan Batu Travertine yang Canggih

Romawi menggunakan batu travertine, sejenis batu kapur yang sangat kuat, untuk membangun sebagian besar dinding luar Colosseum. Travertine adalah material pilihan yang digunakan karena kekuatannya serta daya tahannya terhadap cuaca. Batu ini diambil dari tambang yang terletak di dekat Tivoli, sekitar 30 kilometer dari Roma.

Pengangkutan batu-batu besar ini ke lokasi pembangunan Colosseum menjadi tantangan tersendiri. Untuk memudahkan pengangkutan, Romawi menggunakan kereta besar yang ditarik oleh binatang dan jaringan saluran air yang canggih. Penggunaan teknologi hidraulik dan alat pengangkat memungkinkan mereka memindahkan ribuan ton batu travertine dengan cepat dan efisien.