Bongkar Mitos Kebahagiaan: Ternyata Hidup Sempurna Bukan Kunci Bahagia

Kebahagiaan (Ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Mengejar kesempurnaan hanya akan menambah tekanan dan stres dalam hidup. Orang yang terobsesi dengan kesempurnaan sering kali merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak pernah cukup baik. Mereka selalu mencari-cari kekurangan dalam setiap aspek kehidupan mereka, alih-alih menikmati apa yang mereka miliki saat ini.

Kebahagiaan Sejati Datang dari Penerimaan

Daripada mengejar kesempurnaan, kunci kebahagiaan sebenarnya terletak pada penerimaan. Menerima diri sendiri, menerima keadaan, dan menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan harapan adalah langkah awal menuju kebahagiaan yang lebih abadi. Penerimaan bukan berarti menyerah atau tidak berusaha memperbaiki diri, tetapi lebih kepada memahami bahwa tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna, dan itu tidak masalah.

Ketika kita menerima bahwa kehidupan memiliki pasang surut, kita dapat belajar untuk lebih bersyukur dan menikmati momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah salah satu kunci kebahagiaan yang sering kali diabaikan orang.

Kesederhanaan: Jalan Menuju Kebahagiaan

Hal lain yang sering diabaikan dalam pencarian kebahagiaan adalah kekuatan dari kesederhanaan. Kita sering kali berpikir bahwa kebahagiaan datang dari hal-hal besar: promosi besar di tempat kerja, rumah impian, atau liburan mewah. Padahal, kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil dan sederhana, seperti secangkir kopi di pagi hari, tawa bersama teman-teman, atau momen hening saat matahari terbenam.

Menurut psikolog, Sonja Lyubomirsky, sekitar 50% kebahagiaan seseorang berasal dari genetik, 10% dari keadaan luar, dan 40% dari tindakan pribadi mereka sehari-hari. Artinya, kebahagiaan kita sebagian besar ditentukan oleh bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup, bukan oleh hal-hal yang kita miliki atau keadaan kita.